Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Saturday, August 6, 2016

Jemaat yang hanya Yes dan Amin, cenderungan tersesat oleh pengajaran sesat diatas mimbar.


A.     Pendahuluan
Penulisan ini tidak untuk menyingung siapapun baik itu pengkhotbah maupun jemaat, tetapi memberikan kejujuran yang harus diketahui oleh para jemaat dalam pengajaran Alkitab yang benar-benar Alkitabiah. Hal inipun yang saya alami pada masa lampau, yang tersesat oleh khotbah-khotbah yang sangat jauh dari kebenaran namun saya merespon dengan Yes dan Amin bahkan jemaat-jemaat juga merespon seperti itu, seperti para pengkhotbah dengan ajaran Hyper Grace, pengajaran yang mengarah kepada Gerakan Profetik yang tidak alkitabiah seperti mereka yang lagi dalam permasalahan ekonomi dengan mengangkat dompet dan berkata “Tarik semua berkat Tuhan yang masih tertahan dalam Roh ke dalam dompet” pada saat itu yah saya merespon Yes dan Amin (hahahaha karena uang jajan sekolah habis),tetapi hal ini realita yang saya saksikan pada masa lampau, mungkin gerakan ini masih beredar dimana-mana.
Puji Syukur bahwa saya telah disadarkan dengan pengajaran Firman Tuhan bukan pengajaran yang isapan jempol, betapa sedihnya jemaat yang tulus ingin mencari kebenaran tetapi tersesat dengan pengajaran-pengajaran palsu. Dalam hal inilah yang menjadi tugas para Gembala untuk meneliti kembali para pengkhotbah yang akan berkhotbah kepada jemaat Tuhan. Sebab pengajaran Gembala yang Alkitabiah bisa terkikis oleh para pengkhotbah yang tidak Alkitabiah,

2 Petrus 2:1
“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”

2 Petrus 2:2
“  Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

2Petrus 2:3 
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

B.   Bahayanya Nabi Palsu dan Guru Palsu ( 2 Petrus 2:1-3).
1.    Pengajaran yang membinasakan (ayat 1).
Nabi-nabi palsu sudah terjadi pada masa PL (Perjanjian Lama), untuk memberikan penyimpangan kepada umat Allah (Kejadian 13:1-3) dan bahkan memakai nama Allah seakan-akan benar pesan dari Allah, namun sebenarnya tidak diperintahkan oleh Allah (Ulangan 18:20). Surat 2 Petrus sedang memberikan realita dalam Perjanjian Lama bahwa banyak nabi-nabi palsu yang telah mempengaruhi umat Allah sehingga mereka meleset dari perintah Allah maka yang terjadi adalah kejahatan di mata Allah.
Hal ini juga terjadi dalam Perjanjian Baru, sehingga tulisan ini memberikan peringatan kepada orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu yang telah memberikan “pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan”,  yang dimaksud saat itu ialah Gnostik.
Pengajaran sesat itu tidak bisa dianggap sepele, karena “memiliki pekerjaan membinasakan/menghancurkan” ἀπωλείας (apoleias) bagi mereka yang sudah terperangkap terhadap pengajaran sesat, maka nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu mempunyai potensi untuk membawa orang ke dalam Neraka, melalui pengajarannya.

            Aplikasi :
            Orang-orang percaya yang haus akan kebenaran, terkadang kurang sadar dalam hal tersebut. Yes dan Amin saja, padahal sedang diiring kepada kebinasaan, maka para umat Allah seharusnya tidak mengabaikan pengajaran Alkitab dan para Gembala tidak asal memberi mimbar kepada ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah sehingga membawa kepada kesesatan terhadap jemaat Allah.

2.    Tidak memberikan teladan rohani, namun hidup dalam “Hawa Nafsu” (ayat 2).
Hal ini bisa menunjuk kepada Hamba Tuhan dan divisi pemuridan, untuk tidak sekadar berbicara didepan mimbar, tetapi kehidupan Rohani yang dicerminkan melalui moral yang baik. Guru-guru palsu yang dikuasai hawa nafsu (dlm bahasa Yunani ἀσελγείαις “aselgeiais” ) yang memberikan makna moral yang rusak / kehidupan diluar moral yang baik. Sehingga menjadi Pengajar Rohani, Gembala atau Pendeta bukan hanya jas yang dipakai sehingga dihormati, tetapi harga jual yang tinggi kehidupan spiritual yang memberikan teladan moral yang baik.

Dalam hal ini saya merenungkan dan menghayati, perkataan yang salah saat Hamba Tuhan jatuh didalam dosa dengan alasan “itu adalah hal yang biasa karena Gembala, Pendeta dan Pengajar Rohani adalah manusia”.Hal ini yang akan merusak pola pikir para pelayan Tuhan, menganggap dirinya sama dengan manusia yang mempunyai Habit dosa, seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Kesadaran tersebut akan memberikan ketakut akan Tuhan yang besar bahwa pengajar rohani, gembala dan pendeta bukanlah hal yang sembarangan statusnya, tetapi benar-benar mediatornya Allah kepada umat Allah sehingga harus benar-benar menjaga kehidupan kekudusan diri, tentu itu semua dengan pertolongan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.  

3.    Mencari  untung dari cerita isapan jempol.(ayat 3).
Hal inilah jemaat yang sering tersesat dengan cerita-cerita isapan jempol yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. percaya tidak. Percaya tidak percaya “Pengajaran palsu terkadang hampir mirip dengan kebenaran, tetapi tetaplah Palsu”, menceritakan seakan-akan benar namun sebenarnya bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan.  Perhatikan perkatan Firman Tuhan ini
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka.”

Secara jujur ini bukanlah sebuah kritikan, tetapi kembali kepada Firman Tuhan. Kita dapat melihat pengalaman dari pengajaran surat 1 Korintus 15:17, kenapa berbicara mengenai kebangkitan Kristus? karena jemaat Korintus bisa saja terpengaruh oleh pengajaran sesat yaitu filsafat Yunani (Gnotisisme) yang menyatakan bahwa tubuh fisik adalah kejahatan, sehingga kebangkitan adalah hal yang salah karena fisik adalah jahat. Hal inilah Paulus tekankan kembali bahwa pengajaran sesat seakan-akan benar, namun sebenarnya adalah kesesatan, maka Paulus memberitakan kembali mengenai kebangkitan Kristus adalah hal yang fakta.
Sama dengan hal ini, bahwa banyak guru-guru palsu memberikan cerita-cerita isapan jempol mereka, seakan-akan benar atau hal yang spektakuler cerita-ceritanya demi menjual khotbahnya namun sebenarnya tidak sama dengan pengajaran Firman Tuhan.


Contohnya hal yang real :  Saya percaya tentang kuasa doa, tetapi bagaimana dengan bendera atau disebut panji yang dikibarkan di gereja-gereja sebagai tanda gerakan kuasa Roh Kudus ?  jadi, saat mengunakan bendara/panji yang dikibarkan maka Roh Kudus akan bekerja secara luar biasa, tentu hal itu terlihat benar namun apakah seperti itu gerakan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya ? jawabannya, Gerakan Roh Kudus bukan permainan emosi tetapi Gerakan Roh Kudus memberikan dampak dalam kehidupan sehari-hari è  Roma 12:1-2.“