Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Sunday, March 5, 2017

Kehilangan jiwanya karena ingin memiliki dunia.


            Mr. Z melihat dirinya rendah jika tidak memiliki barang yang bermerek (branded), Mr.Z melihat dirinya rendah saat tidak memiliki kedudukan yang tinggi, Mr.Z melihat dirinya rendah jika tidak muter-muter seluruh dunia, Mr.Z melihat dirinya rendah saat tidak meliki mobil dan rumah mewah. Sehingga Mr.Z habis-habisan untuk menaikan derajat dirinya karena harga dirinya ditentu dengan barang-barang tersebut. Hal yang membuat sedih saat mereka memiliki status anak Allah dan menganggap nilai dirinya akan naik jika memiliki barang-barang tersebut. Alkitab tidak pernah melarang kita memiliki barang-barang untuk kebutuhan kehidupan ini, karena Ia akan memelihara setiap kebutuhan kita. Tetapi jika kita memiliki barang tersebut karena harga diri, rangking nilai diri kita naik di dunia tanpa sadar kita merendahkan status anak Allah yang kita gunakan.
Tuhan Yesus berkata “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Matius 16:2) Kata “nyawa” menunjuk kepada “hidup atau jiwa” (ψυχὴν). Hal ini memberikan kiasan bahwa mereka menukar jiwa (pikiran, perasaan dan kehendak) dengan kenikmatan dunia, mereka tidak akan memiliki pertumbuhan rohani (ψυχὴν/ dalam jiwa terdapat roh) (Liddell-Scott, Greek Leicon).
Hal ini menjadi sangatlah serius, saat nilai diri kita naik atau tinggi karena perkara-kara dunia maka di ayat selanjutnya “Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya”. Termasuk mereka yang menyerahkan jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) kepada hal-hal dunia tidak akan mendapatkan upah, sebaliknya mereka yang menyerakan jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) untuk menyenangkan hati Allah mendapatkan kehidupan kekal.
Tuhan Yesus berkata: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Mari kita sama-sama untuk menyangkal diri bahwa tidak ada kesenangan yang lain selain menyenangkan hati Allah.
Tuhan Yesus berkati.