Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Wednesday, May 25, 2016

Tuhan Yesus Kristus tidak bernubuat adanya nabi yang akan datang !





Menjawab Hj.Irena Handono
Yohanes 5:31-32, tidak berbicara mengenai nabi Muhammad yang akan datang.

A.   Pendahuluan
Penulisan ini ditulis karena banyak yang menggunakan Injil Yohanes 5:31-32 untuk menguatkan argument atau konsep berpikir mereka bahwa ada nabi yang akan datang setelah Tuhan Yesus Kristus, termasuk dalam buku “Islam dihujat”. Penulis akan membuktikan dengan tuntunan Roh Kudus dan sesuai dengan latarbelakang dan konteks penulisan Injil Yohanes 5:31-32, bahwa ayat tersebut tidak berbicara mengenai nabi yang akan datang.
Argument yang mengatakan Injil Yohanes 5:31-32, berbicara mengenai nabi yang akan datang, tentu tidak bisa dipertanggung jawabkan, karena tidak secara jujur membaca kelanjutannya atau membaca pasal 5 secara keseluruhan. Dalam penulisan Tafsiran Yohanes 5:31-32 akan menjelaskan sesuai dengan latarbelakang dan konteks, bahwa tidak ada nabi yang akan datang untuk bersaksi mengenai Yesus Kristus.
B.   Injil Yohanes 5:31-32
Ayat 31.
“Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;”
Ayat 32 “ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.

Kenapa Tuhan Yesus Kristus mengatakan hal tersebut, tentu mengikuti tradisi Yahudi mengenai kesaksian yang dapat dipercaya bukan dari pengakuan dari diri sendiri, tetapi kesaksian yang lebih dari satu orang dinyatakan benar (bandingkan dengan Ulangan 19:15).
 Dalam hal ini kesaksian mengenai Yesus Kristus dapat dianggap benar saat ada yang bersaksi tentang diri-Nya, yaitu
1.     Kesaksian Yohanes Pembaptis (Yohanes 5:33).
“Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran;”
Kata “kebenaran” dalam bahasa Yunani ialah ἀλήθεια (aletheia), hal ini mengarah kepada Tuhan Yesus Kristus.
Dalam Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran ἀλήθεια (aletheia) dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
 Yohanes Pembaptis adalah nabi yang sezaman dengan Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kesaksian mengenai Yesus Kristus.
Jadi, hal ini tidak berbicara mengenai nabi yang akan datang setelah Yohanes Pembaptis.
2.      Karya Tuhan Yesus Kristus  menjadi kesaksian (Yohanes 5:36).
“Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.”
Pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus mengenai nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai Mesias. Perbuatan mukjizat yang dilakukan oleh Yesus Kristus memberikan kesaksian kepada orang-orang Yahudi
-          Yesaya 32:3-4 “Mata-mata orang yang melihat tidak lagi akan tertutup… dan lidah orang-orang yang gagap akan dapat berbicara jelas.”
-          Yesaya 35:5-6 “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai sebab mata air memancar di pandang gurun, dan sungai di padang belantara.
-         Yesaya 42:7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
Pekerjaan yang ajaib yang dilakukan Tuhan Yesus sangatlah banyak, untuk memberikan kesaksian kepada orang-orang Yahudi mengenai nubuat-nubuat nabi dalam PL mengenai Mesias yang akan datang. Dalam perkataan Tuhan Yesus Kristus mengenai pekerjaan adalah kebenaran yang sudah dilakukan dari Yohanes 2-5 bahkan pasal selanjut banyak mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Jadi, sama sekali ini tidak berbicara mengenai nabi yang akan datang, tetapi menekan bahwa Yesus Kristus mengenapi nubuat dalam Perjanjian Lama yaitu Mesias yang akan datang.
3.     Kesaksian dari Bapa (Yohanes 5:37).
“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,”
Bapa sendiri yang memberikan kesaksian, karena Bapa yang mengutus untuk menyelamat umat manusia termasuk orang Yahudi. Yang menolak Yesus Kristus tidak akan melihat Bapa Sorga (Yohanes 5:38).

4.     Kesaksian dari Kitab Suci (Yohanes 5:39-40)
“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku , namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.”
Tentu hal ini mengarah kepada pemimpin Yahudi, mereka mempelajari Kitab-kitab Suci yaitu Perjanjian Lama, mengenai kedatangan Mesias (Mikha 5:1 ... “Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”.) Mesias yang menekan kepada keberadaan-Nya sudah sejak dahulu kala. Hal ini mengarah kepada Tuhan Yesus Kristus yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” yang mengarah kepada Allah Sang Pencipta yang turun kedunia untuk menyelamatkan manusia,  Petrus memberikan kejelasan mengenai Mesias (Kis 3:18) mengenai Mesias yang menderita untuk menebus dosa manusia, dan barang siapa yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan (Kis 4:12).
Hal yang teguran yang lumayan keras, mereka belajar Kitab Suci yang mengatakan kebenaran, namun menolak kebenaran tersebut. Jadi hal inipun tidak berbicara mengenai nabi yang akan datang, sangatlah jauh sekali dan tidak nyambung mengenai nabi yang akan datang.
5.     Kesaksian dari Musa (Yohanes 5:46-47)
“Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Musa menulis tentang Yesus Kristus, hal ini menunjuk kepada Ulangan 18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya”
Messias (dalam bahasa Ibrani), Kristus (dalam bahasa Yunani) memiliki tiga jabatan yaitu Nabi, Iman dan Raja, maka dalam Perjanjian Baru orang Yahudi menantikan Mesias (Nabi, Iman dan Raja). Jadi ayat ini mengarah kepada Tuhan Yesus Kristus (Lukas 13:33).
Dalam hal ini maka kesaksian ini adalah benar bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah mengarah kepada Mesias, karena kesaksian yang lebih dari satu. Maka mengenai anak Allah (Mikha 5:1 ... “Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”.) dan hal ini didukung dalam Injil Yohanes 1:18 “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”  Makna ayat ini yaitu Yesus Kristus sudah ada pada zaman purbakala bahkan Anak Allah (Yesus Kristus) yang menyatakan diri kepada Abraham (Kejadian 17:1). Maka Anak Allah mengarah kepada Allah Sang Pencipta, hal ini yang membuat orang yahudi ingin membunuh Yesus Kristus, karena telah menyamakan diri dengan Allah ( Yohanes 5:18).

C.   Menjawab Hj. Irena Handono
1.     Hj. Irena Handono dan team mengatakan bahwa Yesus tidak bisa memberikan kesaksian tentang dirinya sendiri
2.      Nabi Yohanes Pembaptis  /Yahya juga tidak bisa memberikan kesaksian mengenai Yesus Kristus/Isa Almasih.

Jawaban :
1.       Dalam penjelasan diatas sudah memberikan penjelasan sesuai dengan konteks dan latarbelakang, bahwa tidaklah cukup hanya kesaksian dari dirinya sendiri karena akan dianggap tidak benar. Namun Kesaksian itu akan menjadi benar jika ada saksi yang lebih dari 1 orang, maka yang menjadi kesaksian bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Anak Allah, yaitu Kesaksian Yohanes Pembaptis, Kesaksian dari karya Tuhan Yesus Kristus yang ajaib, kesaksian dari Bapa, kesaksian dari kitab suci dan kesaksian dari Musa.
Dalam hal ini, Hj.Irena Handono sudah sangat salah karena mengambil ayat dan mencocok-cocokan dengan pikirannya tanpa membaca pasal 5 secara keseluruhan dengan latarbelakang dan konteks saat itu. Maka ayat ini tidak berbicara mengenai nabi yang akan datang atau nabi Muhammad,
2.     Kata siapa Nabi Yohanes Pembaptis/Yahya tidak bisa memberikan penjelasan mengenai Yesus Kristus. Hj. Irena berambisi untuk menyerang Alkitab/ke Kristenan dengan mengunakan Alkitab tanpa membaca keseluruhan pasal atau keseluruhan satu kitab maka yang terjadi ialah pemfitnahan kepada Firman Tuhan. Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian kepada dirinya bahwa ia bukanlah Mesias namun pendahulu Mesias dan memberikan kesaksian mengenai Yesus Kristus (Yohanes 1:19-27, 3:28-36)
3.     Kesaksian Yohanes Pembaptis, kesaksian dari karya Tuhan Yesus Kristus yang ajaib, kesaksian dari Bapa, kesaksian dari kitab suci dan kesaksian dari Musa sudah cukup, mengenai Yesus Kristus adalah Anak Allah,Mesias yaitu Allah Sang Pencipta karena sudah ada pada zaman purbakalah dan yang menampakkan diri kepada Abraham turun ke dunia dalam rupa manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari hukuman kekal, barang siapa yang percaya maka akan diselamatkan (Kis 4:12) .
Jadi, ayat ini tidak membuktikan bahwa ada Nabi yang akan datang tetapi malah membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah, Mesias, JuruSelamat, yang paling penting Yesus Kristus adalah Allah, karena dengan mengatakan Anak Allah sama saja menyamakan diri-Nya dengan Allah (Yohanes 5:18), karena kesaksian dari Yesus Kristus sendiri ditolak, maka kesaksian lebih dari satu membenarkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah, Sang Juruselamat umat manusia.

Jika Hj. Irena memaksakan perkataannya benar, maka yang harus diambil kebenaran dari latarbelakang Injil Yohanes dan konteks Injil Yohanes ialah
1.     Jika menurut Hj.Irena ada nabi yang akan datang yaitu Muhammad menurut teks yang diambilnya, maka nabi yang akan datang itu (Muhammad) juga akan memberikan kesaksian bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah sama saja dengan Allah karena konteksnya dan latarbelakangnya Injil Yohanes yang telah dikutip (Yohanes 5:18).
2.     Jika menurut Hj.Irena ada nabi yang akan datang yaitu Muhammad menurut teks yang diambilnya, maka Muhammad juga setuju bahwa Yesus Kristus adalah juruselamat umat manusia, karena anak Allah berbicara mengenai Messias yang akan datang untuk menebus dosa manusia melalui kematian di atas kayu salib (Yohanes 7:40-44), maka orang yang mengakui Yesus Kristus adalah Allah dan juruselamat akan diselamatkan (Kis 4:12, Roma 5:10).

Namun kebenaran tetaplah kebenaran, bahwa Injil Yohanes dari penjelasan diatas, tidak ada nubuat mengenai nabi yang akan datang, maka kelirulah pengajaran Hj. Irena Handono yang mengutip Injil Yohanes.

Pesan Penulis kepada Hj. Irena Handono, jika mengutip Injil Yohanes semua orang bisa, namun lebih baiknya memperlajari lebih dalam maka Hj. Irena Handono akan menemukan kebenaran dan mengakui Yesus Kristus adalah Allah dan Juruselamat manusia, Amin.

1 Petrus 3:15-16
“Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.”
(Salam, Kasih Allah Damai Sejahtera melingkupi kita semua).


Monday, May 23, 2016

Kesesatan karena menghiraukan doktrin Alkitabiah.


A.   Pendahuluan
Penulisan ini ditulis, karena banyak orang Kristen telah menghiraukan pengajaran Alkitabiah (doktrin Alkitabiah), bahkan pemimpin-pemimpin gereja telah melupakan hal tersebut. Menjadi permasalahan saat gereja tidak memberikan doktrin Alkitabiah kepada jemaat akan mengakibatkan jemaat tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyerang iman Kristen. Jadi perbedaan ini sangat jelas, gereja yang memberikan doktrin Alkitabiah akan lebih kuat dalam pengajaran dan selanjutnya di aplikasikan ke masa kini, dibanding dengan gereja yang khotbah praktis-praktis aja. Khotbah yang praktis-praktis bukan alasan karena jemaat bodoh, tetapi yang harus dipraktiskan yaitu cara penyampaian untuk dimengerti oleh jemaat walau dengan penafsiran yang sangat mendalam. Namun sebaliknya orang yang khotbah praktis-praktis aja karena pengkhotbah tersebut tidak mau belajar untuk tunduk pada Alkitab, namun konsep pemikiran yang dipaksakan kepada ayat Alkitab tanpa melihat latarbelakang dan konteks maka mendapatkan khotbah yang praktis namun sesat.
Dalam hal ini Gereja-gereja lokal harus bertanggung jawab dalam memberikan pengajaran kepada jemaat-jemaat atau anggota gereja, hal ini disebut dengan doktrin gereja yang berdasarkan kebenaran alkitabiah. Dari pengajaran tersebut memberikan pengetahuan bahkan peneguhan kepada jemaat mengenai Dasar Iman Kristen dan dapat memberikan pertanggung-jawaban kepada orang-orang yang bertanya mengenai iman orang percaya (1 Petrus 3:15). Hal tersebut memberikan kerinduan penulis untuk membahas pentingnya pengajaran Alkitabiah (Doktrin Alkitabiah).

B.   Pengajaran Iman Kristen dalam Gereja
1.     Pentingnya pengajaran Iman Kristen.
Tuhan Yesus memberikan pengajaran kepada orang-orang yang dijumpainya baik itu di sinagoge maupun di luar sinagoge, yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus memberikan kesan bahwa pengajaran dari Allah sangatlah penting untuk diberitakan kepada orang-orang. Dalam hal inipun juga memberikan penjelasan, kenapa pengajaran Iman Kristen sangatlah penting, yaitu :
a.     Pentingnya pengajaran Iman Kristen karena Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.
Dalam mempertahankan iman Kristen tentu orang percaya harus mempelajari Doktrin Alkitabiah mengenai pengajaran iman Kristen. Pengajaran Iman Kristen adalah perintah Tuhan Yesus Kristus dalam Amanat Agung-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20). Penyampaian Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus memberikan indikasi bahwa pengajaran Iman Kristen sangatlah penting dengan menggunakan kata “ajarlah” dalam bahasa Yunani ialah  διδάσκοντες (didaskontes), maka kata “ajarlah” memberikan kesan adanya pengajaran yang akan diberikan (Markus 1:21), maka orang percaya tidak boleh menghindari pengajaran Iman Kristen atau menghiraukan pengajaran.
b.     Pentingnya pengajaran Iman Kristen sebagai kewaspadaan terhadap pengajaran sesat yang memakai lebel ke Kristenan.
Tuhan Yesus Kristus, telah memberikan pesan kepada murid-murid-Nya untuk masa yang akan datang mengenai penyesat, Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang (Matius 24:4-5). Tentu penyesat tersebut memberikan pengajaran sesat yang menggunakan nama Yesus Kristus untuk mengelabui orang yang tidak mengerti pengajaran Iman Kristen, sehingga orang yang tidak mengwaspadai kesesatan tersebut akan meninggalkan kebenaran dan mengikuti kesesatan dari nabi-nabi palsu, “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Matius 24:24). Realita masa kini ialah banyak pembicara-pembicara yang terlihat salah dalam pengajarannya namun tetap banyak pengikut, disebabkan kefasihan dalam berbicara sehingga dapat menarik orang-orang karena terlihat bagus khotbah namun memberikan kesesatan dalam pengajaran sebab tidak ada kebenaran melainkan cerita isapan jempol (2 Timotius 4:3-4).  Dengan ini sangat pentinglah pengajaran Dasar Iman Kristen untuk orang-orang percaya, sehingga bisa memelihara atau meneguhkan imannya dari pengajaran sesat.   

c.      Pentingnya Doktrin Alkitabiah (pengajaran Iman Kristen) sebagai mempertahankan Iman Kristen dari penyerang ke Kristenan.
Pada masa kini banyak sekali pengajaran-pengajaran yang menyerang Iman Kristen, seperti ilmu filsafat, ateisme, evolusionisme, dll. Jika seorang Kristen tidak memiliki pengajaran Dasar Iman Kristen berpijak yang kuat, maka akan terserang oleh pengajaran non Kristen. Dalam hal ini orang percaya pada Tuhan Yesus Kristus, harus mempunyai pengertian ajaran Kristen dan mengkhotbahkan, mengajarkan dan mengkomunikasikan ajaran Kristen kepada orang lain (Mrk 4:2; Kis 2:42; 2 Tim 3:10; 2 Tim 4:2; Tit 1:9), sehingga orang Kristen mampu meyakinkan orang lain dan mampu bertahan terhadap serangan-serangan dari si jahat. Orang Kristen yang tidak mengusai doktrin (pengajaran) maka orang Kristen tersebut tidak sanggup menolong orang lain untuk mengerti kebenaran.
C.Kesimpulan.
Dalam pengertian yang sudah dijelaskan pada bagian atas, bahwa pengajaran sangalah penting bagi orang Kristen. Pengajaran yang dikuasai oleh orang percaya dapat memberikan dampak yang baik dan  untuk memuliakan Allah, sebab telah mempertanggung jawabkan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Orang Percaya yang telah menguasai pengajaran  Iman Kristen dapat menolong orang-orang yang belum mengenal Kristus untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan sebaliknya yang tidak menguasai pengajaran Iman Kristen dapat terombang ambing terhadap serangan yang diajukan kepada orang Kristen.













DAFTAR PUSTAKA

Liaw, Suhento.  Doktrin Gereja Alkitabiah. Jakarta : Gereja Baptis Independen Alkitabiah Graphe.
Rintis, Iswara.2010. Teologi untuk semua orang. Bandung : Lembaga Literatur Baptis.
Robirosa S, S. Christian.2013. Dua Jenis Orang Kristen Didalam Gereja. Back to The Bible Publication.