Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Thursday, October 16, 2014

Allah rindu untuk manusia memperoleh “Keselamatan”, namun Allah tidak menetapkan seseorang untuk masuk neraka.





Penulis menulis artikel ini karena mempunyai pandangan mengenai Keselamatan yang berkenan dengan kedaulatan Allah, tetapi juga mempunyai tanggung jawab dari manusia.


A. Kedaulatan Allah

Apakah Allah berdaulat ? benarlah Allah berdaulat karena Ia Sang-pencipta langit dan bumi, bahkan ayat-ayat dalam Alkitab pun mengatakan bahwa Allah berdaulat, Alkitab juga berkata secara jujur bahwa Allah dapat mengontrol kehidupan manusia atau keadaan manusia, seperti memberikan sebuah penglihatan mengenai mimpi Yusuf kepada suadara-suadaranya (Kejadian 37:5-11). Dalam hal ini penglihatan mimpi Yusuf pun bisa terjadi secara nyata karena ia juga mempunyai sebuah tanggung jawab untuk tetap takut akan Tuhan, taat dan setia kepada-Nya, sehingga pengenapan tersebut terjadi. Inilah sebuah ke daulatan Allah namun juga mempunyai tanggung jawab manusia yang dapat terlihat dari “keputusan Yusuf untuk lari dari isteri Potifar itulah dari pilihan/keputusan Yusuf untuk tetap taat kepada Allah, bukan dari penetapan Allah yang sudah mengontrol Yusuf untuk lari (Kejadian 39:11-20).
Nuh pun mendapatkan sebuah kasih karunia Allah yang berdaulat (Kejadian 6:8, namun Nuh juga mempunyai sebuah tanggung jawab yaitu menjadi orang yang benar dihadapan Allah dan taat terhadap perintah Allah (Kejadian 6:22). Terlihatlah Kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia.
Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus berkata dalam Matius 10:29 “ Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu”, yang mengambarkan bahwa Allah pun berdaulat terhadap setiap ciptaan-Nya dan Allah yang maha mengetahui.

B. Tanggung jawab.

Dalam Alkitab pun juga mengakui mengenai tanggung jawab manusia, dan respon manusia untuk bertobat, yang terlihat dari kata “bertobat” tercatat 59 kali (E-Sword). Sebab Kedaulatan pun tidak bisa dipisahkan dengan tanggung jawab manusia dan menjadi sebuah pandangan yang salah jika menganggap kedaulatan sangatlah penuh sehingga tidak terlihatnya tanggung jawab manusia, maka mempunyai pola pikir penetapan Allah tanpa tanggung jawab manusia, yang seakan-akan orang yang masuk surga sudah ditentukan dari awal dan orang yang masuk neraka sudah ditentukan oleh Allah, maka tidaklah terlihat kehendak bebas manusia untuk memilih dan mempertanggung jawabkan pilihannya atau keputusannya tersebut.
Allah meminta manusia untuk bertanggung jawab Matius 12:36 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman”, Allah tidak mengerakan kata-kata atau keputusan apa yang manusia pilih, sehingga mengenai Allah berdaulat bukan berarti setiap kelakuan manusia Allah yang mengsettingnya. Begitu juga tidak bisa dikatakan manusia masuk dalam neraka karena sudah ditetapkan dari semula, perkataan Paulus dalam surat  1 Timotius 2:4 “yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”.

C. Keselamatan.

Setelah melihat adanya kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia mengenai keselamatan, maka karya keselamatan tidak bisa dilepaskan dari kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Allah berdaulat penuh terhadap ciptaan-Nya dan manusia juga mempunyai tanggung jawab, sehingga janganlah mempunyai pandangan Allah yang berdaulat dan manusia dicontrol oleh Allah tanpa memikirkan bahwa manusia juga mempunyai tanggung jawab. Apa yang disingkapkan oleh Allah dalam Alkitab bahwa Allah berdaulat dan manusia juga mempunyai tanggung jawab bukanlah menjadi suatu misteri karena sudah disingkapkan Allah dalam Alkitab mengenai Kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia.
Bagi mereka menitik beratkan kepada Kedaulatan Allah tanpa melihat tanggung jawab manusia dengan menggunakan ayat Alkitab dalam Matius 10:29 -30 “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.” Benarlah ini adalah sebuah kedaulatan Allah dan terlihat kemahatahuan Allah, bahwa setiap hal yang kecil Allah maha mengetahuinya, begitu juga Allah mengetahui keputusan manusia dan memberikan kepada manusia untuk secara bebas mengambil keputusan dan setiap keputusan adanya sebuah tanggung jawab manusia.

D. Kesimpulan.

Dalam hal ini penulis tidak menitik beratkan kepada Kedaulatan Allah, dan tidak menitik beratkan kepada tanggung jawab manusia, namun penulis lebih mengarah sekaligus kepada Kedaulatan Allah terhadap penciptaan-Nya dan tanggung jawab manusia terhadap keputusannya. Dalam hal ini mempunyai maksud bahwa kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia tidak dipisahkan mengenai karya keselamataan.

Mengapa Tak Berbuah


Matius 13:18-22



Dalam renungan ini, kita akan berbicara mengenai perumpamaan mengenai penabur benih dengan tanah yang berbeda-beda. Mengenai “benih” tersebut ialah mengenai firman tentang Kerajaan Sorga, sedangkan mengenai “tanah”. tidak berbicara mengenai karakter seseorang, namun lebih tepatnya ialah cara menerima Firman tentang Kerajaan Sorga. Pada saat firman tentang Kerajaan Sorga di taburkan maka keputusan dari setiap individu yang menentukan di tanah mana ia harus berada. Yang dipaparkan oleh Tuhan Yesus ada 4 tanah, yaitu :

a. Tanah di pinggir jalan  Ayat 19 ( karena tidak mengertinya mengenai kabar tentang Kerajaan Sorga ) yang dimaksud dengan kata “tidak mengerti” ialah menganggap sesuatu berita yang tidak penting, sebab kata tidak mengerti mempunyai kata dasar yang sama dengan Tidak berakal budi (Roma 3:11) yang tidak menganggap penting sebuah kebenaran dan tidak mencari Allah. Maka mereka yang tidak mengerti karena menganggap rendah sebuah kabar kerajaan Sorga menjadi kesempatan bagi  si jahat = Setan (The Evil = The Devil) untuk merampasnya.
b. Tanah yang berbatu-batu  Ayat 20-21 ( Mereka menerima dengan sukacita namun penindasan atau penganiayaan karena firman membuatnya murtad ), Seseorang bisa menerima dengan sukacita pada keadaan nyaman atau tidak terancam, namun ujian iman dan kesetiaan akan terlihat pada keadaan yang tidak nyaman atau di luar zona nyaman. Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang yang mengikuti-Nya akan mengalami celaan, dianiaya, fitnahan, karena nama-Nya, ( Matius 5:11,12 dan 10:22) namun Tuhan Yesuspun berkata “Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,…” Matius 5:12 dan “…tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” Matius 10:22.
c. Di tengah semak berduri  Ayat 22 ( Kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan yang membuat firman tidak berbuah ). Kekuatiran dunia mengarah kepada kehidupan sehari-hari manusia yang telah Tuhan Yesus beritakan di Bukit (Matius 6:25-34), peringatan ini sangatlah serius sebab kekuatiran membuatnya untuk tidak percaya kepada Kristus dan mencari hal-hal seperti bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (Mat 6:32). Begitu juga mengenai kekayaan atau “the delight in riches” (kenikmatan kekayaan) yang membuatnya buta terhadap Firman yang telah ditabur.(Lukas 18:25).
d. Di Tanah yang baik  ayat 23 ( Mendengar Firman dan mengerti). kata “mengerti” dari kata συνιείς (Sunieis) memiliki arti memperhatikan dengan sungguh-sungguh sehingga tertanam dalam hati dan melakukannya, maka hidupnya bertumbuh dan berbuah. Hal ini juga yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat Roma, “agar kita berbuah bagi Allah” yaitu hidup menjadi milik-Nya (Roma 7:4).



Melakukan : Berbuah bagi Allah, yaitu hidup menjadi milik-Nya.
Membagikan : Sharingkan kepada teman-teman komunitas kita dan teman seiman.

Wednesday, October 15, 2014

Peran Jemaat awam dalam PI


Kisah Para Rasul 11:19-26

            Pada saat kita membaca ayat renungan ini, sangatlah indah isi setiap firman Tuhan yang akan kita bahas yaitu mengenai pemberitaan Injil.
Pada waktu saat itu dalam memberitakan Injil sangat penuh pengorbanan bahkan akan mengalami penganiayaan hingga kematian, namun ada yang menarik pada ayat 19 yaitu kematian Stefanus karena penganiayaan oleh anggota-anggota Mahkamah (KPR 7), tidak membuat Injil itu berhenti melainkan Injil tersebut meluas.
Pemberitaan Injil tersebut sampai pada Antiokhia di Siria, di mana mayoritas penduduk tersebut ialah orang non Yahudi dan orang Yunani yang menyembah dewa-dewa dan mempunyai ritual pelacuran sebagai upacara. Dalam Pemberitaan Injil tersebut menjadi sebuah karya keselamatan bagi orang non Yahudi dan orang Yunani karena telah mempercayai  bahwa Yesus adalah Tuhan (ayat 21) “Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan”.
Kabar mengenai pertobatan di Antiokhia terdengar sampai kepada jemaat di Yerusalem, sehingga dari jemaat Yerusalem mengutus Barnabas sebagai penasihat mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan (ayat 24) karena setiap situasi bisa mengombang-ambingkan kepercayaan mereka (Penganiayaan atau ajaran sesat penyembahan berhala). Barnabas membutuhkan sebuah patner dalam mengajar, sehingga ia mencari Saulus (Paulus) untuk mengajar bersama di Antiokhia. Peristiwa tersebut juga menjadi awal pengikut Kristus di sebut sebagai Kristen.


 Dalam renungan ini kita mendapatkan beberapa hal yang berharga untuk peran Jemaat awam dalam Pemberitaan Injil, yaitu :
1.      Memberitakan Injil dalam segala kondisi yang dilakukan oleh jemaat.  Seperti kematian Stefanus tidak menjadi penghalang dalam memberitakan Injil. (Kisah Para Rasul 11:19)
2.      Tangan Tuhan menyertai dalam pemberitaan Injil. (Kisah Para Rasul 11:21)
3.      Harus belajar kepada Hamba Tuhan dalam pengajaran Firman Tuhan untuk tetap setia dan tidak terombang-ambing dalam pengajaran sesat.  (Barnabas dan Paulus mengajarkan kepada jemaat Antiokhia). (Kisah Para Rasul 11:26)


Melakukan :  Pemberitaan Injil adalah tugas seluruh jemaat yang dimulai dari lingkungan kita berada.

Membagikan : Sharingkan kepada komunitas seiman di lingkungan kita.

Monday, October 13, 2014

Belas Kasihan dalam PI



Matius 9 :35 – 38

            Pada saat manusia jatuh dalam dosa, bahwa Allah inisiatif menyelamatkan manusia sebab manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Dalam hal ini pun Tuhan Yesus mencari domba-domba yang terhilang, yang membuktikan Kasih Kristus terhadap ciptaan-Nya. Dalam hal ini menyangkal pengajaran mengenai manusia masuk surga atau neraka karena sudah di tetapkan dari awal penciptaan. Allah tidak menetapkan seseorang untuk masuk neraka, sebab kerinduan-Nya agar seluruh manusia diselamatkan (kasih yang nyata)  “ dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” (Mat 9 : 35),  “… tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.” (Mat 9:36)
1.      Dalam pemberitaan Injil Kerajaan Sorga, adanya “Belas Kasihan” yang mengunakan analogi “Gembala”. Tuhan Yesus berkata “.. seperti domba yang tidak bergembala”(ayat 36). Allah yang akan menjadi gembala, yang akan memelihara jiwa mereka (1 Petrus 2:25).  
2.      Dalam pemberitaan Injil Kerajaan Sorga, menggunakan kata “Tuain”, “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit” yang digunakan bagi para pekerja kebun atau petani (Yohanes 4:35), sehingga dalam makna teks ini berbicara “tuain” mengacu kepada orang yang siap menanggapi karya keselamatan, di mana ada pekerja-pekerja untuk tuaian ( utusan yang akan memberitakan kepada mereka mengenai kabar keselamatan yaitu Injil Kerajaan Sorga ).

Tuhan Yesus yang menjadi sebuah teladan untuk mempunyai hati belas kasihan pada orang-orang yang tidak mengenal Kristus (jiwanya terlantar) dengan cara memberitakan kabar baik.
( Beritakanlah Injil dan Allah akan menyertai selalu pekerja-pekerja-Nya, sebab tuaian telah menguning)

Melakukan :          Mempunyai hati yang belas kasihan terhadap jiwa-jiwa yang terlantar untuk memberitakan Injil Kerajaan Sorga.
Membagikan:        Sharingkan kepada Komunitas kita dan teman-teman seiman.