1 Yohanes 3:7-10
Perjuangan menjadi
pengikut Tuhan Yesus Kristus ialah berjuang untuk hidup tidak bercacat, tidak
hidup dalam dosa. Namun perkataan tersebut sering dipelesetkan oleh pembawa
Firman Allah diatas mimbar maupun oleh orang percaya yang lainnya yang tidak
mengerti kebenaran sehingga mengatakan wajarlah jika orang percaya masih jatuh
dalam dosa, jadi tidaklah masalah. Statement tersebut tidak memperlihatkan
perjuangan untuk hidup tidak bercacat.
Firman Allah dalam
1 Yohanes 3: 9 “Setiap orang yang lahir
dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia
dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Perkataan
Firman Allah ini sering diprotes oleh orang percaya yang tidak mengerti dalam
teks Alkitab, dan berkata: Pak Pendeta mana
mungkin saya tidak berbuat dosa lagi, saya masih tinggal dalam tubuh ini. kalimat
mengenai “tidak berbuat dosa lagi” harus ditinjau dari teks bahasa
Yunani, yaitu οὐ ποιεῖ (ou poiei) yang memiliki fungsi present active
indicative, yang berarti “tidak terus menerus berbuat dosa”.
Dalam hal ini makna dari “tidak berbuat dosa lagi” ialah saat
seorang memutuskan untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus yang setia, orang
percaya harus meninggalkan setiap tabiat dosa yang ada pada dirinya atau
mengikis kehidupan masalalunya yang tidak berkenan kepada Allah. Hal tersebut
akan membuat tabiat yang baru (pola kehidupan yang baru) untuk berjuang hidup
dengan tidak bercacat dihadapan Allah. Kehidupan tersebut akan menuntun kita
memiliki kedewasan rohani dan memiliki moral yang sesuai kebenaran Firman
Allah.
. Renungan: Menjadi
orang percaya tidaklah bisa santai, sebab pemahaman konsep anugrah yang salah
akan menjebak orang percaya bertindak semaunya sendiri, karena orang percaya
harus berjuang mengandalkan Roh Kudus untuk mengubah kehidupannya sesuai dengan
Firman Allah, yaitu berjuang untuk tidak bercacat dihadapan-Nya.