Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Monday, March 31, 2014

Saat terjepit makin percaya


1 Samuel 30:1-20

           Pada saat kita membaca pasal dan ayat ini, dan sesuai dengan tema hari ini ialah “Saat terjepit makin percaya. Inilah yang di alami Daud, sesuatu kondisi yang sangat tertekan. Ada beberapa hal yang kita belajar dari firman Tuhan pada hari ini, semua orang pasti pernah mengalami namanya situasi yang membuat mereka tertekan atau terjepit. Tetapi dalam hal ini menjadi sebuah pertanyaan, apakah pada saat tertekan atau terjepit makin percaya atau malahan makin tidak percaya?

    1. Menguatkan kepercayaan kepada Tuhan dalam situasi apapun.
Sebab dikatakan dalam ayat 6 “….Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.  è inilah keadaan rakyat yaitu mereka “pedih hati” tetapi dalam hal ini Firman Tuhan mengatakan bahwa “Daud menguatkan kepercayaan kepada Tuhan”
Daud mengalami 2 kondisi dimana kondisi universal (rakyatnya ditawan) dan personal (keluarganya ditawan)  dalam kondisi tersebut ia tidak goyah tetapi “Menguatkan kepercayaan kepada Tuhan”. dalam kitab bahasa Inggis KJV “but David encouraged himself in the LORD his God.” è “encouraged himself” (mendorong dirinya sendiri atau mendukung dirinya sendiri), dan “encouraged himself” ini berbicara mengenai respon Daud dalam menghadapi keadaan terjepit, menghadapi situasi yang tertekan “Responnya” ialah menaruh kepercayaannya kepada Tuhan.

2.      Mengikut sertakan Tuhan dalam  setiap situasi apapun.
Daud tidak mencari jalan keluar dengan mengandalkan dirinya sendiri, tetapi ia mengikut sertakan Tuhan dalam situasi yang dia hadapi. Dalam ayat 8 terlihatlah jelas Daud mencari kehendak Tuhan, dan biar Tuhan campur tangan dalam setiap problemnya. Lihat pada saat Tuhan campur tangan, tidak ada kata yang mustahil karena Tuhan sendiri yang campur tangan (1 Samuel 30:17-20).


Melakukan : Mengandalkan Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita, apapun situasinya. Berdoa adalah sebuah komunikasi kepada Tuhan, untuk meminta hikmat dari pada-Nya, dan biarlah hidup kita dibangun di atas prinsip iman.

Membagikan : Sharingkan di keluarga anda, dan saudara seiman.


Thursday, March 27, 2014

Keberanian, kunci untuk sukses


Bilangan.14:5-10.
             Shalom… kita sudah membaca ayat yang tertera di atas, ataupun telah membaca satu periokop habis. Kita bisa melihat bahwa adanya sebuah ketakutan terhadap bangsa Israel, sehingga dalam
 ayat 1-2 ==> “mereka mengeluh dan lebih baik memilih mati dari pada mengikuti rencana TUHAN.” ayat 3 ==> “mereka lebih suka diperbudak dari pada mengikuti rencana dan janji TUHAN.” ayat 4 ==> “mereka ingin kembali ke Mesir, yaitu menerima perbudakan.”


          

            Dalam hal ini bangsa Israel seperti bangsa yang tidak mempunyai identitas, sebab mereka adalah Bangsa Pilihan Allah, umat Perjanjian, bahwa Allah yang mempunyai hubungan khusus terhadap umat perjanjian-Nya, tetapi umat perjanjian-Nya yang menolak dan tidak percaya kepada-Nya.   

         

     Yosua dan Kaleb orang yang termasuk dalam pengintaian, mereka mengoyakan pakaian mereka sebagai tanda berkabung atau sedih. Dalam kondisi tersebut Yosua dan Kaleb mempunyai iman dan kepercayaan penuh terhadap TUHAN yang memberikan janji terhadap bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya.


  a.      Jangan memberontak kepada TUHAN, (ayat 9).
  b.      Janganlah takut sebab TUHAN menyertai, (ayat 9).

Yosua dan Kaleb mempunyai Keberanian, karena mereka memusatkan hidupnya kepada Tuhan yang memberikan janji dan penyertaan-Nya, bukan apa yang dilihat di mata, tetapi apa yang mereka percaya yaitu mempunyai TUHAN yang besar dalam hidup mereka. Keberanian ini menjadi kunci sukses untuk memasuki tanah perjanjian. Yang menjadi dasar Keberanian ialah point (a) dan (b), dan itulah kunci kesuksesan.  


Melakukan : Kegagalan akan terjadi pada saat kita kuatir, Keberanian yang takut akan Tuhan menjadi sebuah kunci kesuksesan dalam  hidup kita.



Thursday, March 6, 2014

Mengenal Tuhan dengan Benar

Ayub 42:1-6
                Kita mengetahui cerita Ayub, bahkan pada saat kita sekolah minggu juga telah mendengarkan cerita ini. Pada saat kita membaca dari Pasal 1-42 sangatlah banyak yang kita dapati, Ayub mengalami ujian dari Tuhan, dan itu semua mengenai unsur terpenting dalam kehidupan manusia.
-          Usaha (ternak dan domba) è (Ayb 1:15-17)
-          Keluarga, anak-anak meninggal dan bahkan istrinya tidak menunjukkan keharmonisan pada masa sukar (Ayub 1:19 dan Ayub 2:9).
-           Kesehatan (Ayub 2:7)
Inilah yang Ayub alami, ia harus kehilangan domba ternaknya yang sebagai harta Ayub, kehilangan keluarganya, dan begitu juga ia kehilangan Kesehatan. Jika salah satu hilang akan menguji jiwa seseorang, seperti seorang kepala keluarga yang kehilangan keluarga besarnya, kehilangan usaha, ataupun kehilangan Kesehatan itu akan menguji jiwanya, tetapi dalam hal ini Ayub kehilangan ketiga-tiganya. Pada pasal 3 Ayub “mengelu” dalam judul periokop pada pasal 3 ialah “Keluh kesah Ayub”. Adanya sebuah pembaharuan Ayub pada Pasal yang kita bahas ini Ayub 42:1-6.
                Mengenal Tuhan dengan benar mengubah paradigma kita dalam setiap persoalan dan ini semua berbicara mengenai iman kepada Allah di tengah pergumulan.
1.       Ayat 2 “ …. tidak ada rencana-Mu yang gagal.
ð  Ini merupakan sebuah penyerahan diri kepada Tuhan, pada saat Ayub dicobai oleh iblis, menjadikan sebuah ujian “iman” kepada Allah, menaruh kepercayaan kepada Allah sehingga Ayub berkata “Tidak ada rencana-Mu yang gagal”.
2.       Ayat 3 “ …. tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
ð  Manusia tidak bisa menyelami perkerjaan Allah dalam kehidupan kita, tetapi dalam hal itu adalah sebuah pekerjaan yang ajaib, dan sesuatu yang indah dalam hidup kita, yaitu yang membuat hidup kita bertumbuh di dalam kerohanian kita. Masalah membuat hidup kita lebih intim dengan-Nya dan bertumbuh di dalam kerohanian kita, bukan membuat kita menjauh dari Tuhan.
3.       Ayat 5 “ … tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
ð  Selama ini Ayub memahami Allah melalui tradisi. Justru melalui pergumulan penderitaan, Ayub secara langsung berjumpa dengan Allah, dan Ayub merendahkan diri dihadapan Allah (ayat 6).
(Mengenal Tuhan dengan benar, itulah menjadi sebuah kekuatan dalam hidup kita dalam dukacita maupun sukacita). Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, Tuhan selalu baik.

 Keadaan Ayub dipulihkan Ayub 42:10
Melakukan      : Respon kita terhadap masalah, itu mengambarkan pengenalan kita terhadap Tuhan. (Iman dan percaya selalu kepada-Nya disetiap musim kehidupan kita baik dan buruknya itu).

Membagikan : Sharingkan saudara seiman, bahkan dalam lingkungan kerja, sekolah, dan keluarga.

"Dari Penjara Menuju Istana"

Kej 41:37-45

            Kita mengetahui bahwa Yusuf adalah anak yang paling disayang oleh Yakub, namun Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya, sehingga ia dijual oleh saudara-saudaranya menjadi budak. Budak adalah sebuah tanda kepemilikan bagi yang membeli, setelah itu dia mendapatkan sebuah fitnahan dari istri Potifar sehingga ia masuk ke dalam penjara. Pada saat masuk dalam penjaralah Kuasa Tuhan tetap ada pada Yusuf dalam menafsirkan mimpi, yang dimulai dari mimpi juru minuman dan juru roti dari Istana Firaun. Kemudian baru Yusuf menafsir mimpi Firaun yang membuka peluang memperoleh jabatan tinggi, bahwa hingga ia diangkat Firaun menduduki jabatan tertinggi pemerintahan Mesir sesuai tradisi Mesir, yakni mengenakan cincin meterai, pakaian lenan harus dan kalung emas kepada Yusuf.

            Berbicara mengenai “dari Penjara menuju Istana” berbicara mengenai proses, itu semua karena Roh Allah pada diri Yusuf (ayat 38), bahwa orang mesir adalah menyembah dewa mereka, tetapi Firaun mengakui Allah yang Yusuf sembah ada pada diri Yusuf sehingga membuatnya berakal budi dan bijaksana(ayat 39).

Yang menjadi kunci jawaban ialah taat dan tidak berkompromi dengan dosa.
a.       Yusuf mempunyai kesempatan untuk berbuat dosa dengan istri Potifar, tetapi ia tidak berkompromi dengan dosa.




b.      Yusuf juga mempunyai kesempatan untuk membalas kelakuan istri Potifar dan saudara-saudaranya pada saat Yusuf mempunyai otoritas atau kekuasaan di Mesir.




Dari Penjara ke Istana è Yusuf diproses untuk rendah hati, untuk mengampuni saudara-saudaranya, untuk taat kepada Allah dan dibalik itu Roh Allah yang menuntunnya.

“Yusuf mengenakan cincin meterai, pakaian lenan halus dan kalung emas.” è menggambar kekuasaan pada Yusuf, inilah tokoh seorang yang takut akan Tuhan. Pertolongan Tuhan akan selalu indah pada waktunya(ayat 41-45).

Tuhan akan membawa kita untuk “Next Level” pada saat kita melakukan kehendak Bapa, bahwa yang terpenting bagi orang percaya bukanlah menjadi orang kaya, orang mempunyai jabatan tinggi dikantor/organisasi, dan orang yang dihormati masyarakat, tetapi yang terpenting bagi orang percaya ialah menjadi orang percaya yang melakukan kehendak Bapa.


Melakukan : tetap taat pada saat diproses, dan melakukan kehendak Bapa yaitu orang percaya yang takut akan Tuhan.

Membagikan : Sharingkan sesama saudara seiman dan mempraktekkannya dalam kehidupan kita.