Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Thursday, March 6, 2014

Mengenal Tuhan dengan Benar

Ayub 42:1-6
                Kita mengetahui cerita Ayub, bahkan pada saat kita sekolah minggu juga telah mendengarkan cerita ini. Pada saat kita membaca dari Pasal 1-42 sangatlah banyak yang kita dapati, Ayub mengalami ujian dari Tuhan, dan itu semua mengenai unsur terpenting dalam kehidupan manusia.
-          Usaha (ternak dan domba) è (Ayb 1:15-17)
-          Keluarga, anak-anak meninggal dan bahkan istrinya tidak menunjukkan keharmonisan pada masa sukar (Ayub 1:19 dan Ayub 2:9).
-           Kesehatan (Ayub 2:7)
Inilah yang Ayub alami, ia harus kehilangan domba ternaknya yang sebagai harta Ayub, kehilangan keluarganya, dan begitu juga ia kehilangan Kesehatan. Jika salah satu hilang akan menguji jiwa seseorang, seperti seorang kepala keluarga yang kehilangan keluarga besarnya, kehilangan usaha, ataupun kehilangan Kesehatan itu akan menguji jiwanya, tetapi dalam hal ini Ayub kehilangan ketiga-tiganya. Pada pasal 3 Ayub “mengelu” dalam judul periokop pada pasal 3 ialah “Keluh kesah Ayub”. Adanya sebuah pembaharuan Ayub pada Pasal yang kita bahas ini Ayub 42:1-6.
                Mengenal Tuhan dengan benar mengubah paradigma kita dalam setiap persoalan dan ini semua berbicara mengenai iman kepada Allah di tengah pergumulan.
1.       Ayat 2 “ …. tidak ada rencana-Mu yang gagal.
ð  Ini merupakan sebuah penyerahan diri kepada Tuhan, pada saat Ayub dicobai oleh iblis, menjadikan sebuah ujian “iman” kepada Allah, menaruh kepercayaan kepada Allah sehingga Ayub berkata “Tidak ada rencana-Mu yang gagal”.
2.       Ayat 3 “ …. tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
ð  Manusia tidak bisa menyelami perkerjaan Allah dalam kehidupan kita, tetapi dalam hal itu adalah sebuah pekerjaan yang ajaib, dan sesuatu yang indah dalam hidup kita, yaitu yang membuat hidup kita bertumbuh di dalam kerohanian kita. Masalah membuat hidup kita lebih intim dengan-Nya dan bertumbuh di dalam kerohanian kita, bukan membuat kita menjauh dari Tuhan.
3.       Ayat 5 “ … tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
ð  Selama ini Ayub memahami Allah melalui tradisi. Justru melalui pergumulan penderitaan, Ayub secara langsung berjumpa dengan Allah, dan Ayub merendahkan diri dihadapan Allah (ayat 6).
(Mengenal Tuhan dengan benar, itulah menjadi sebuah kekuatan dalam hidup kita dalam dukacita maupun sukacita). Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, Tuhan selalu baik.

 Keadaan Ayub dipulihkan Ayub 42:10
Melakukan      : Respon kita terhadap masalah, itu mengambarkan pengenalan kita terhadap Tuhan. (Iman dan percaya selalu kepada-Nya disetiap musim kehidupan kita baik dan buruknya itu).

Membagikan : Sharingkan saudara seiman, bahkan dalam lingkungan kerja, sekolah, dan keluarga.

No comments:

Post a Comment