Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Wednesday, January 27, 2016

Belajarlah dari sejarah ke-Kristenan di China

Sejarah Gereja di China
Pendahuluan
            Sejarah Gereja di Cina, menjadi pembelajaran dalam penginjilan bahkan menjadi studi historis dari pengalaman yang terjadi di Cina. Gereja di Cina mengalami banyak tantangan dari setiap tahun yang berbeda, mengalami kenyamaan saat dilindungi oleh pemerintahan namun juga mengalami penganiaan dalam perkembangan gereja bahkan pengusiran dan kematian. Missionaris tentu menikmati hal tersebut karena Anugrah Allah harus diberitakan kepada orang-orang di Cina untuk menerima keselamatan dari Allah melalui penebusan Tuhan Yesus Kristus di kayu Salib.
Dalam Sejarah Gereja di Cina juga memberitahukan strategi-strategi dalam penginjilan sehingga akan terlihat banyak gereja-gereja dibangun karena Injil yang sudah disebarkan secara luas di negeri Cina. Mereka dengan tulus untuk menyebarkan Injil sampai kepelosok-pelosok desa, walaupun mengalami penganiayaan oleh komunis, hingga ibadah dibawa tanah, maka memberikan penekanan Gereja dibangun karena karya Allah melalui para Missionaris yang siap sedia mati untuk untuk jiwa-jiwa di Cina.
Isi
A.    Injil yang telah masuk ke Cina
            Sejarah Gereja di China, tentu dimulai dengan  pekabaran Injil yang masuk ke China pada tahun 635 oleh Uskup Alopen seorang biarawan Nestorian. Pembuktian tersebut dinyatakan dengan penemuan monumen Ch’ang-an pada tahun 1625 oleh buruh-buruh di China, monumen yang didirikan pada tahun 781 di Cina Utara Barat.  Kebenaran tersebut didukung dengan arsip-arsip pemerintahan Cina dan kumpulan naskah-naskah yang ditemukan di “Gua seribu Buddha” di Tunhuang, dekat perbatasan Utara Barat  Cina.
            Injil yang masuk ke Cina oleh pemberitaan Uskup Alopen dimulai dari gereja Nestorian di Persia, dengan cara jalur perdagangan yang dilakukan oleh para penginjil ke arah selatan melalui India sampai Sri lanka dan Cina selatan, atau melalui Asia Tengah dan Padang Gurun Gobi sampai ke Cina Utara.
B.     Perkembangan Injil.
Pada tahun 635, Alopen diberikan izin untuk penyebaran injil di Cina dan Pada tahun 638 T’ai Sung, memberikan fasilitas kepada Alopen dengan memberikan sebuah biara di ibukota untuk 21 biarawan dan dihiasi foto kaisar sebagai perlindungan dari pemerintah kepada kekristenan.
Pada abad 7  (700 thn), mulailah agama-agama asia (Manicheisme, Zoroaster, dan Islam) masuk ke cina, namun Kekristen dan agama-agama lain tidak berkembang karena kebudayaan dan adat istiadat sudah menghidup di kehidupan orang-orang China.
Beberapa penyebab tidak berhasilnya dalam perluasan Injil, yaitu :
-          Penyebab tidak berhasil perluasan dalam kekristenan pada saat itu, karena rahib-rahib Nestorian suka mengasingkan diri dan memandang remeh pernikahan, sedangkan agama Kong Hu Cu menekankan hidup berkeluarga, walalupun secara etika ajaran Kristen dengan Khong Hu Cu banyak kesamaan.
-          Karena agama Budha menganggap Kristen sebagai persaing, sehingga tokoh-tokoh Budha dengan keras menantang kedatangan para rahib Kristen dan menyerang biara-biara Kristen.
-          Karena teologi Gereja Nestorian lemah, anggapan dari ahli teologi pada masa lalu.
Pada tahun 651, 713 dan 732, beberapa misionaris Nestorian datang ke Cina dalam rombongan duta Arab, Gereja bertambah besar, meskipun sejumlah jemaat adalah orang asing. Dalam masa-masa tahun tersebut tentu banyak proses yang dilalui, seperti terjadi penyerangan pada tahun 712 karena Wu Hou naik takhta setelah kematian Kao Tsung dan Wu Hou adalah penganut Budha Fanatik, sehingga agama Budha dinyatakan agama Negara (tahun 691). Pada tahun 712, Hsuan Tsung, naik takhta menggantikan Wu Hou, pergantian tersebut menjadi kebaikan bagi umat Kristen karena biara Kristen di Ch’ang-an dibangun kembali.
Pada abad 9-11, Ke Kristenan tetap tidak maju, seperti yang sudah dijelaskan, tradisi yang kental di Cina menentang Kristen yang menggangap rendah pernikahan dan gereja ditutup karena hidup beraskese tidak adanya kekeluargaan yang dianggap melemahkan Negara.
Pada abad 13, yaitu gereja pada masa kekaisaran Monggol yang dipimpin oleh Kaisar Genghis Khan memulai titik baru kembali, karena membuat perserikatkan nikah dengan orang Kristen. anak Sorkakatani –beki  yang ketiga, yaitu Kublai (cucu Genghis), diangkat menjadi Khan Agung (1259), gereja Nestorian berkembang kembali dan pada tahun 1300 atas permintaan Kublai Khan, Missionaris Franciscan(Fransiskan) diberi izin untuk memberitakan Injil dalam kerajaan.[1] Awal mula terjadinya perpecahan umat Kristen yaitu Gereja Nestorian (yang terdiri dari orang-orang monggol dan orang Persia) dan Gereja Katolik (orang-orang Eropa).
Setelah Monggol memimpin + 1 abad, pada tahun 1368 bangsa Cina berhasil mengusir penjajah Monggol dibawah kepemimpinan Ming, sehingga bahkan kekristenan hampir lenyap, karena Cina sudah tertutup dan tidak mau menerima pengaruh-pengaruh dari luar.[2]
Pada abad 15an, masih ada kaum Yesuit dari Roma Katolik yaitu Ricci (yang bekerja di Cina sejak tahun 1577), namun tetap tidak berdampak karena menyesuaikan adat-istiadat Cina, sampai kepada penyembahan nenek moyang. Hal ini mendapat kritik karena tidak akan membawa dampak sebab mereka menyembunyikan kematian Kristus di kayu salib dalam khotbahnya kepada kaum Tionghoa, maka terlihatlah mereka tidak membawa orang-orang Tionghua yang berdosa kepada kaki Yesus Kristus, melainkan membawa kepada Gereja Roma saja.[3] Hal ini tidak mempengaruh perkembang gereja dan tidak ada dobrakan kembali walaupun Cina dalam keadaan sedang tertutup.
Pada tahun 1800-an, para missionaris Prostestan melalui jalur perdagangan. Hudson Taylor masuk ke Cina dengan gaya yang kontekstual (mengapdosi pakaian dan kebiasaan Cina).[4] Hudson Taylor yang mempunyai misi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Cina tentang keselamatan yang ada dalam Yesus Kristus untuk itu pada tahun 1865 Hudson Taylor mendirikan China Inland Mission (Pekabaran Injil Pendalaman Tiongkok), sebagai tombak pengabaran Injil ke desa-desa dan kota-kota.[5] Mereka telah mengabarkan Injil di 11 wilayah daerah Cina dan menerima misionari dari seluruh dunia yang berbeban untuk mengabarkan Injil kepada rakyat Cina.[6] Menjadi kemajuan pesat pada tahun 1873 sudah ada 43 pos, 35 pekabar Injil Barat bekerja sama dengan 60 penginjil Cina dan pada tahun 1882 anggota CIM sudah berdiam pos Injil di 15 propinsi dari 18 propinsi Cina. Pada tahun 1905 China Inland Mission sudah mendirikan 110 misi dengan 7 rumah sakit, 16 Klinik dan 128 tempat rehabilitas pecandu opiuma. Anggota CIM yang bekerja di Cina ialah 550 anggota dan 4.000 orang Kristen Cina sebagai hasil dari pelayanan CIM. Saat itu Kristen Protestan diperkirakan 40.000.[7]
Pada Tahun 1807, Robert Morrison masuk Tiongkok dan memberikan sumbangsi yang sangat baik yaitu pada tahun 1819 mengusahakan menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Tionghoa, menterjemahkan buku-buku Kristen, menerbitkan buku-buku Kristen, sains, pengetahuan umum dalam bahasa Cina, tata bahasa Cina dan kamus bahasa Inggris-Cina. Hal itu dilakukan supaya menjadi dasar pelayan Injil selanjutnya.[8] Gerakan baru terjadi pada saat Robert Morrison mengirimkan surat kepada “London Missionary Society” dan badan Misi Protestan yang lainnya, untuk mengirimkan Missionari ke Cina. Surat itu direspon dengan baik, sehingga gebrakan baru terjadi yaitu sekitar 150 Badan Misi Protestan pun mengirimkan 8.500 orang missionaris untuk berkarya di Cina. Dampak yang terjadi dari strategi Robert Morrison untuk jiwa-jiwa yang percaya meningkat, pada Tahun 1920an jumlah penganut Prostestan mencapai 2,5 juta orang[9] dan 4 juta orang Katolik Roma.[10]
Pada tahun 1839-1860, Cina mengalami candu dari tanaman Apiun di India lalu dibawa ke Cina dengan kapal-kapal milik Inggris dan dijual dalam bentuk candi, sebagai keuntungan di Inggris. Pada tahun 1860 Dalam krisis ekonomi ini, Cina membuat perjanjian kepada Inggris dan Negara-negara lain untuk mempunyai hak berdagang, dan meresmikan pedagangan candu, dalam perjanjian tersebut para Penginjil juga masuk ke Cina. Hal ini yang sedihkan para penginjil Inggirs, sebab dibalik kesempatan menginjil karena ada perjanjian antar negara, juga melihat tangan manusia yang kejam[11].
Pada tahun 1844-1860, Cina juga mengikat perjanjian dengan Perancis, untuk Pemerintahan Cina tidak menghambat Gereja Katolik Roma di Cina. Pada tahun 1860 mendapatkan perlindungan pemerintah Cina terhadap para utusan Gereja Roma Katolik berserta anggota-anggota gereja. Hak-hak yang sudah diambil oleh pemerintahan Cina atas tanah milik Gereja Katolik dikembalikan kembali. Pada tahun 1890 diperkirakan ada 500.000 orang yang sudah dibaptis menjadi anggota Gereja Roma di Cina. Saat itu sudah ada 639 Pastor dari luar negeri dan 369 Pastor berkebangsaan Cina.[12]
Pada tahun 1875, Richard seorang dari utusan Baptis Missionary Society, telah membuka pusat misi Baptist di Shangtung. Banyak strategi yang ia lakukan dalam penginjilan, yaitu membuka sekolah di ibukota setiap propinsi Cina, menerbitkan majalah (Ilmu pengetahuan dan Kristen). Hal ini menjadi teladan bagi badan-badan protestan lain dalam mengembangkan pendidikan di Cina seperti Gereja Anglikan di Shanghai, Gereja Metodis di Nanjing pada tahun 1889, misi Presbiterian Amenrika di Canton pada tahun 1983, dan American Broad (Kongregasionalis) di T’ung Chow pada tahun 1893. Pada tahun 1890 universitas Beijing didirikan oleh yayasan antar-gereja. Secara kasat mata hampir sama dengan pelayanan Hudson Taylor namun mempunyai perbedaan yang jelas, bahwa Richards pendekatan dengan golongan pendidikan di Cina, yang memberikan pengetahuan modern untuk menjangkau kaum elite dan mempermudah menjangkau masyarakt luas. Sedangkan Hudson pendekatan dengan adat dan kebiasaan Cina sebagai jalan penginjilan pribadi.[13] 
Pada tahun 1922, terbentuknya Dewan Kristen Nasional, dan 10 Gereja Protestan dengan 500.000 jiwa telah bergabung merupakan “gereja Kristus di Tiongkok” (National Christian Councils) atas dorongan Cheng Ching Yi, pimpinannya hampir seluruhnya dipegang oleh orang-orang Tionghoa,[14]. Moralitas adalah nilai-nilai kebajikan Tionghoa yang lama, sehingga Cina membuat “Gerakan Hidup Baru”, oleh orang-orang Kristen di Cina dengan gerakan “Kekristenan Praktis”. Oleh karena itu sangat perlu bagi umat Kristen di Tionghoa, untuk memperdalam isi Injil dan perkabaran Injil.[15] Pada tahun 1927, diadakan sinode pertama Church of Chris in China untuk semua gereja (Prebiterian, Kongregasipnalis dan Gereja Baptis) yang mengakui Yesus Kristus sesuai dengan Alkitab, untuk mendorong semangat untuk bekerja sama dan meningkatkan persekutuan antara gereja-gereja yang ikut serta dalam sinode ini.[16]
Pada tahun 1949, tokoh-tokoh Protestan yaitu Sun Yat Sen dan Chiang Kai Shek hampir menjadi pemimpin/president di Cina, namun keadaan berubah total pada saat semua mayoritas protestan seperti di pemimpin-pemimpin pemerintah dan militer Cina, alumi-alumi universitas-universitas Protestan, karena Cina telah mengalami kejatuhan dalam tangan komunis yang dipimpin oleh Mao Zedong.[17] Hal ini menjadi tekanan bagi gereja di Cina termasuk para pendeta di Cina harus mencari pekerjaan lain dan semua pendeta dari luar negeru harus kembali/keluar dari daerah Cina.[18]
Pada tahun 1949, menjadi tantangan oleh pendeta lokal di Cina karena mengalami tekanan dari komunis, sehingga harus melaksanakan penginjilan secara bersembunyi atau dibawah tanah. Penguasaan tersebut juga meliputi lembaga pendidikan milik Kristen diambil alih oleh pemerintah Cina Komunis. Dari tahun 1949 sampai 1970 lebih dari 25 juta jiwa Kristen yang dibunuh di Cina dan pada zaman Mao Zedong seluruh gereja di tutup.
Umat Kristen tetap bertahan walaupun harus mengalami penderitaan dan hidup di dalam bawah tanah, karena perubahan sistem yang dilakukan Cina Komunis dengan menghapus kapitalisme, imperialism, modernism, intelektualisme, pengaruh asing dan kekristenan. Penyebab kemunduran Cina, karena sistem Cina Komunis yang tidak memikirkan masa depan rakyat Cina, sehingga orang-orang yang berkualitas(terpelajar) di Cina dipenjarahkan karena ketidak setujuan dari sistim Cina. Pada tahun 1972, Gereja di Beijing dibuka karena permintaan para diplomat Afrika dan Indonesia, kehadiran tersebut dihadiri oleh orang-orang asing..
Pada tahun 1976, terjadi perubahan karena Mao dan Zhou Enlai yang memimpin Cina Komunis telah meninggal dan anggota komunis juga menyadari bahwa terjadi kesalahan dalam sistim komunis. Deng Xiao Ping, melakukan terobosan dan pembaharuan, ini menjadi hal yang baik terjadi kembali lagi oleh umat Kristen di Cina.
Pada Tahun 1979, walaupun gereja masih dikontrol oleh pemerintahan, namun gereja sudah diizinkan kembali untuk dibuka. Uskup K.H Ting (dari Gereja Episkopal Protestan dan pemimpin Lembaga percetakan Alkitab Protestan di Cina), membangkitkan kembali umat Kristen, untuk persatuan gereja Protestan. Pemerintah memberikan dukungan dengan gerakan persatuan ini, namun gereja-gereja bawah tanah masih waspada karena masih takut dibawah arahan pemerintah.
Dari izin tersebut menjadi perkembangan akhir tahun 1970-an dan tahun 1980-an, jutaan orang Tionghoa bertobat. Pada tahun 1977 dan 1984 perkembang yang maju di Cina, berjuta-juta orang telah menjadi menjadi percaya kepada Kristus. Di Cina juga Jumlah orang Protestan lebih banyak dibanding jumlah orang Roma-Katolik.[19]
Kegerakan dan peningkatan jiwa-jiwa terjadi dalam 30 tahunan. Terjadi 56.000 gereja Protestan di Cina (Resmi terdaftar). Saat seminar agama-agama di Universitas Peking, Wen Ye membenarkan gereja Kristen Protestan sudah mencapai 160 juta jiwa. Orang Cina Kristen dalam kapasitasnya seperti bisnis, politik, militer dan budaya akan memberikan perkembangan dan pertumbuhan Kristen di abad XXI.[20]

Analisa
Dalam sejarah Gereja di Cina, tentu tidak dipisahkan dari tokoh-tokoh para penginjil. Apa saja yang mempengaruhi perkembangan Gereja di Cina dari para tokoh, sebagai berikut :
1.      Uskup Alopen
Kelebihan
Mental yang kokoh untuk masuk kedalam tanah Cina dengan jiwa berdagangnya, walaupun menghadapi negeri Cina yang berbeda tradisi namun Uskup Alopen dengan ketulusan hati memberitakan Injil dan Injil tersebut sebagai perdana sejarah Gereja di Cina.
Kekurangan
Keluargaan yang sangat kental di Cina sehingga bertentangan dengan rahib Nestorian yang harus mengasingkan diri dan memandang remeh dalam pernikahan. Hal tersebut akan menambah penolakkan kepada Injil Kristus, sebab penghargaan yang sangat tinggi yaitu kekeluargaan dan pernikahan.
Kesempatan
-          Alur perdagangan dalam memberitakan Injil, sehingga diterima oleh orang Cina.
-          Telah diberikan izin dari Kaisar T’aisung  untuk penyebaran injil di Cina (638), bahkan menjadi sahabat Kaisar Mongol.
Ancaman
Dari Kong Hu Cu dan agama Budha yang menganggap Kristen adalah saingan, sehingga pada tahuan 800-1000 saat pengantian Kaisar, Cina menentang ke-Kristen karena menganggap rendah pernikahan dan pemimpin yang radikal pada ajaran Konghucu dan Budha, seperti Wu Hou (691) menjadi ancaman yang memperhambat dalam pemberitaan Injil.
2.      Ricci (Kaum Yesuit)
Kelebihan
Dalam penginjilan ke Cina tentu mendapatkan dukungan dari Katolik Roma, walaupun tidak tersebutkan secara detail, namun bisa saja mendapatkan Moral dan Materil sebagai perkembangan dalam penginjilan.
Kekurangan
Menyesuaikan adat istiadat sangatlah baik, seperti pakaian dan bahasa yang digunakan di Cina, namun sangatlah tidak bijaksana sebagai orang percaya jika melakukan penyembahan berhala yang dianggap mereka sebagai nenek moyang, sebagai strategi penginjilan untuk mengikuti tradisi mereka, itulah yang tidak bijaksana dan akan terlihat mental yang tidak kuat sehingga mengaburkan pemberitaan Injil.
Ancaman
Cina yang masi menutup diri karena tidak mau menerima ajaran dan pengaruh dari luar negeri, menjadi salah satu penghalang dalam memberitakan Injil, namun Riccipun tidak memberitakan Injil tetapi melibatkan diri dalam penyembahan nenek moyang orang Cina.
3.      Hudson Taylor
Kelebihan
Kontekstual karena mengikuti pakaian dan kebiasaan orang Cina tanpa harus mengikuti penyembahan kepada nenek moyang dan membuka perkabaran Injil di Cina (China Inland Mission), untuk menjangkau kedesa-desa dan kota-kota. Hudson Taylor mengetahui kebutuhan, sehingga mendirikan rumah sakit dan klinik. Pendiriaan Rumah sakit dan Klinik tersebut adalah sarana dalam pemberitaan injil.
Kesempatan
Pemberitaan Injil ini dimulai melalui jalur perdagangan sehingga Injil dapat diberitakan.
4.      Robert Morrison
Kelebihan
Mempunyai strategi yang baik dalam penginjilan, seperti menerjemahkan Alkitab dalam bahasa tionghoa, menerbitkan buku-buku Kristen, dll. Menjalin kerja sama kepada misi yang lain untuk penginjilan di Cina, seperti London Missionary Society. Injil tersebut bisa disampaikan kepada orang Cina melalui cara perdagang, para missi bisa masuk ke China untuk membantu penginjilan di Cina.
Kesempatan
            Melalui para pedagang, maka Injil tersebut disampai kepada orang-orang di Cina untuk mereka memperoleh keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
5.      Richard
Kelebihan
            Mempunyai tujuan yaitu menjangkau kaum elit sebagai sarana pengjangkauan kepada masyarakat luas dan mempunyai strategi yang matang, seperti membuka sekolah, penulisan majalah Kristen sebagai sarana penginjilan.
*Sebagian dalam tokoh sejarah Gereja di Cina yang sedang dianalisa, tidak terlihat kekurangan, kesempatan, dan ancaman

Pertumbuhan Gereja di Cina
            Dalam sejarah Gereja di Cina, tentu tidak bisa dilepaskan oleh para penginjil yang mempunyai hati tulus untuk memenangkan jiwa di Cina. Setiap mereka mempunyai strategi tersendiri-tersendiri, Maka ada beberapa hal yang efektif dalam pemberitaan Injil di Cina sesuai dengan analisa yang sebelumnya.
-          Mendirikan Lembagi Misi dan Pos PI sebagai penjangkauan.
-          Berkontekstual dalam penginjilan di Cina seperti menggunakan  baju dan bahasa di Cina.
-          Menjangkau orang-orang Elite sebagai ujung tombak dalam penjangkauan masyarakat luas.
-          Membangun Sekolah, Klinik, dan Rumah sakit sebagai penjangkauan masyarakat luas untuk pemberitaan Injil.
-          Mengunakan traktat, buku-buku Kristen dan majalah Kristen sebagai sarana penginjilan.
Hal ini yang membawa perkembangan di Gereja Cina, karena dimasa tersebut juga butuh pendidikan karena masih sangat kurang, sehingga melihat kondisi yang diperlukan pada saat itu akan membantu perkembangan Injil.
Kesimpulan
            Dari setiap pembelajaran sejarah Gereja di Cina, maka perkembangan Gereja di Cina terlihat jatuh bangun karena penganiayaan yang dihadapi, namun dibalik penganiayaan yang terjadi menimbulkan kekuatan untuk bersatu dalam pemberitaan Injil baik gereja di bawah tanah, ataupun Gereja di Shanghai pada masa penganiayaan. Maka terlihat  sejarah gereja di Cina, menjadi pokok kesatuan yaitu Injil yang berapi-api di negeri Tiongkok dari para tokoh-tokoh Penginjil, bukan hanya memberitakan karya keselamatan, tetapi juga membangun bangsa Cina untuk berpendidikan dan berpikiran modern dalam menghadapi masa krisis ekonomi, dll.



Daftar Pustaka
Berkhof,H , Sejarah Gereja, Jakarta : Gunung Mulia, cek 5: 1986.
DeJonge, Christiaan, Menuju Keesaan Gereja , Jakarta : Gunung Mulia, cet-2, 1993
Ruck, Anne, Sejarah Gereja Asia, Jakarta: Gunung Mulia, Cek 8 :2008.
Stock, E, The History of the Church Missionary Society, London: CMS, 1899
Wetzel, Klaus, Kompedium Sejarah Gereja Asia, Malang : Gandum Mas, 2000
Wongso, Peter, Seri Diktat :Sejarah Gereja, Malang :Seminari Alkitab Asia Tenggara, cetakan II :1996
www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/





[1] H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cek 5: 1986). 92
[2] Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta: Gunung Mulia, Cek 8 :2008)58-59
[3] H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cek 5: 1986). 232-233
[4] www.sabda.org/misi/artikel_isi.php?id=5 20 Januari 2016, pukul 17:06 WIB.
[5] H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cet- 5, 1986).358
[6] Peter Wongso. Seri Diktat :Sejarah Gereja. (Malang :Seminari Alkitab Asia Tenggara, cetakan II :1996).201
[7] Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta: Gunung Mulia, Cek 8 :2008) 147
[8] Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta: Gunung Mulia, Cek 8 :2008) 138
[9] www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/
[10] H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cet -5, 1986).359
[11] Inggris Negara Kristen, yang telah membuka paksa pintu gerbang Beijing, dan telah membakar habis istana Kaisar, supaya diperoleh hak resmi masuk keseluruh Cina, baik pedagang dengan candunya, maupun untuk misionaris dengan kabar baik tentang Juruselamat . E.Stock. The History of the Church Missionary Society. (London: CMS, 1899). 303
[12] Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta: Gunung Mulia, Cek 8 :2008). 141.
[13] Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta: Gunung Mulia, Cek 8 :2008). 149
[14] Christiaan DeJonge. Menuju Keesaan Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cet-2, 1993) 73
[15] H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cet- 5, 1986).359
[16] Christiaan DeJonge. Menuju Keesaan Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cet-2, 1993). 74
[17] www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/
[18] H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cek 5: 1986).360
[19] Klaus Wetzel. Kompedium Sejarah Gereja Asia. (Malang : Gandum Mas, 2000). 296
[20] www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/

No comments:

Post a Comment