Ayub 42:1-6
Kita
mengetahui cerita Ayub, bahkan pada saat kita sekolah minggu juga telah
mendengarkan cerita ini. Pada saat kita membaca dari Pasal 1-42 sangatlah
banyak yang kita dapati, Ayub mengalami ujian dari Tuhan, dan itu semua
mengenai unsur terpenting dalam kehidupan manusia.
-
Keluarga,
anak-anak meninggal dan bahkan istrinya tidak menunjukkan keharmonisan pada
masa sukar (Ayub 1:19 dan Ayub 2:9).
-
Kesehatan (Ayub 2:7)
Inilah yang Ayub alami, ia harus
kehilangan domba ternaknya yang sebagai harta Ayub, kehilangan keluarganya, dan
begitu juga ia kehilangan Kesehatan. Jika salah satu hilang akan menguji jiwa
seseorang, seperti seorang kepala keluarga yang kehilangan keluarga besarnya,
kehilangan usaha, ataupun kehilangan Kesehatan itu akan menguji jiwanya, tetapi
dalam hal ini Ayub kehilangan ketiga-tiganya. Pada pasal 3 Ayub “mengelu” dalam judul periokop pada
pasal 3 ialah “Keluh kesah Ayub”. Adanya
sebuah pembaharuan Ayub pada Pasal yang kita bahas ini Ayub 42:1-6.
Mengenal Tuhan
dengan benar mengubah paradigma kita dalam setiap persoalan dan ini semua
berbicara mengenai iman kepada Allah di tengah pergumulan.
1.
Ayat
2 “ …. tidak ada rencana-Mu yang gagal.
ð
Ini
merupakan sebuah penyerahan diri kepada Tuhan, pada saat Ayub dicobai oleh
iblis, menjadikan sebuah ujian “iman” kepada Allah, menaruh kepercayaan kepada
Allah sehingga Ayub berkata “Tidak ada rencana-Mu yang gagal”.
2.
Ayat
3 “ …. tentang hal-hal yang sangat ajaib
bagiku dan yang tidak kuketahui.
ð
Manusia
tidak bisa menyelami perkerjaan Allah dalam kehidupan kita, tetapi dalam hal
itu adalah sebuah pekerjaan yang ajaib, dan sesuatu yang indah dalam hidup
kita, yaitu yang membuat hidup kita bertumbuh di dalam kerohanian kita. Masalah
membuat hidup kita lebih intim dengan-Nya dan bertumbuh di dalam kerohanian
kita, bukan membuat kita menjauh dari Tuhan.
3.
Ayat
5 “ … tetapi sekarang mataku sendiri
memandang Engkau.
ð
Selama
ini Ayub memahami Allah melalui tradisi. Justru melalui pergumulan penderitaan,
Ayub secara langsung berjumpa dengan Allah, dan Ayub merendahkan diri dihadapan
Allah (ayat 6).
(Mengenal
Tuhan dengan benar, itulah menjadi sebuah kekuatan dalam hidup kita dalam
dukacita maupun sukacita). Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, Tuhan
selalu baik.
Melakukan : Respon
kita terhadap masalah, itu mengambarkan pengenalan kita terhadap Tuhan. (Iman
dan percaya selalu kepada-Nya disetiap musim kehidupan kita baik dan buruknya
itu).
Membagikan : Sharingkan saudara
seiman, bahkan dalam lingkungan kerja, sekolah, dan keluarga.
No comments:
Post a Comment