Sejarah Gereja di China
Pendahuluan
Sejarah Gereja di Cina, menjadi
pembelajaran dalam penginjilan bahkan menjadi studi historis dari pengalaman
yang terjadi di Cina. Gereja di Cina mengalami banyak tantangan dari setiap
tahun yang berbeda, mengalami kenyamaan saat dilindungi oleh pemerintahan namun
juga mengalami penganiaan dalam perkembangan gereja bahkan pengusiran dan kematian.
Missionaris tentu menikmati hal tersebut karena Anugrah Allah harus diberitakan
kepada orang-orang di Cina untuk menerima keselamatan dari Allah melalui
penebusan Tuhan Yesus Kristus di kayu Salib.
Dalam
Sejarah Gereja di Cina juga memberitahukan strategi-strategi dalam penginjilan
sehingga akan terlihat banyak gereja-gereja dibangun karena Injil yang sudah
disebarkan secara luas di negeri Cina. Mereka dengan tulus untuk menyebarkan
Injil sampai kepelosok-pelosok desa, walaupun mengalami penganiayaan oleh
komunis, hingga ibadah dibawa tanah, maka memberikan penekanan Gereja dibangun
karena karya Allah melalui para Missionaris yang siap sedia mati untuk untuk
jiwa-jiwa di Cina.
Isi
A.
Injil yang telah masuk ke Cina
Sejarah Gereja di China, tentu
dimulai dengan pekabaran Injil yang
masuk ke China pada tahun 635 oleh Uskup
Alopen seorang biarawan Nestorian. Pembuktian tersebut dinyatakan dengan
penemuan monumen Ch’ang-an pada tahun 1625 oleh buruh-buruh di China, monumen yang
didirikan pada tahun 781 di Cina Utara Barat. Kebenaran tersebut didukung dengan arsip-arsip
pemerintahan Cina dan kumpulan naskah-naskah yang ditemukan di “Gua seribu
Buddha” di Tunhuang, dekat perbatasan Utara Barat Cina.
Injil yang masuk ke Cina oleh
pemberitaan Uskup Alopen dimulai dari gereja Nestorian di Persia, dengan cara
jalur perdagangan yang dilakukan oleh para penginjil ke arah selatan melalui
India sampai Sri lanka dan Cina selatan, atau melalui Asia Tengah dan Padang
Gurun Gobi sampai ke Cina Utara.
B. Perkembangan
Injil.
Pada tahun 635,
Alopen diberikan izin untuk penyebaran injil di Cina dan Pada tahun 638 T’ai
Sung, memberikan fasilitas kepada Alopen dengan memberikan sebuah biara di
ibukota untuk 21 biarawan dan dihiasi foto kaisar sebagai perlindungan dari
pemerintah kepada kekristenan.
Pada abad 7 (700 thn), mulailah agama-agama asia
(Manicheisme, Zoroaster, dan Islam) masuk ke cina, namun Kekristen dan
agama-agama lain tidak berkembang karena kebudayaan dan adat istiadat sudah
menghidup di kehidupan orang-orang China.
Beberapa
penyebab tidak berhasilnya dalam perluasan Injil, yaitu :
-
Penyebab tidak berhasil perluasan dalam
kekristenan pada saat itu, karena rahib-rahib Nestorian suka mengasingkan diri
dan memandang remeh pernikahan, sedangkan agama Kong Hu Cu menekankan hidup
berkeluarga, walalupun secara etika ajaran Kristen dengan Khong Hu Cu banyak
kesamaan.
-
Karena agama Budha menganggap Kristen
sebagai persaing, sehingga tokoh-tokoh Budha dengan keras menantang kedatangan
para rahib Kristen dan menyerang biara-biara Kristen.
-
Karena teologi Gereja Nestorian lemah,
anggapan dari ahli teologi pada masa lalu.
Pada
tahun 651, 713 dan 732, beberapa misionaris Nestorian datang ke Cina dalam
rombongan duta Arab, Gereja bertambah besar, meskipun sejumlah jemaat adalah
orang asing. Dalam masa-masa tahun tersebut tentu banyak proses yang dilalui, seperti
terjadi penyerangan pada tahun 712 karena Wu Hou naik takhta setelah kematian
Kao Tsung dan Wu Hou adalah penganut Budha Fanatik, sehingga agama Budha
dinyatakan agama Negara (tahun 691). Pada tahun 712, Hsuan Tsung, naik takhta
menggantikan Wu Hou, pergantian tersebut menjadi kebaikan bagi umat Kristen
karena biara Kristen di Ch’ang-an dibangun kembali.
Pada
abad 9-11, Ke Kristenan tetap tidak maju, seperti yang sudah dijelaskan, tradisi
yang kental di Cina menentang Kristen yang menggangap rendah pernikahan dan
gereja ditutup karena hidup beraskese tidak adanya kekeluargaan yang dianggap
melemahkan Negara.
Pada
abad 13, yaitu gereja pada masa kekaisaran Monggol yang dipimpin oleh Kaisar
Genghis Khan memulai titik baru kembali, karena membuat perserikatkan nikah
dengan orang Kristen. anak Sorkakatani –beki
yang ketiga, yaitu Kublai (cucu Genghis), diangkat menjadi Khan Agung
(1259), gereja Nestorian berkembang
kembali dan pada tahun 1300 atas
permintaan Kublai Khan, Missionaris Franciscan(Fransiskan) diberi izin untuk
memberitakan Injil dalam kerajaan.[1]
Awal mula terjadinya perpecahan umat Kristen yaitu Gereja Nestorian (yang
terdiri dari orang-orang monggol dan orang Persia) dan Gereja Katolik
(orang-orang Eropa).
Setelah
Monggol memimpin + 1 abad, pada tahun 1368 bangsa Cina berhasil mengusir penjajah Monggol
dibawah kepemimpinan Ming, sehingga bahkan kekristenan hampir lenyap, karena
Cina sudah tertutup dan tidak mau menerima pengaruh-pengaruh dari luar.[2]
Pada
abad 15an, masih ada kaum Yesuit dari Roma Katolik yaitu Ricci (yang bekerja di Cina sejak tahun 1577), namun tetap tidak
berdampak karena menyesuaikan adat-istiadat Cina, sampai kepada penyembahan
nenek moyang. Hal ini mendapat kritik karena tidak akan membawa dampak sebab
mereka menyembunyikan kematian Kristus di kayu salib dalam khotbahnya kepada
kaum Tionghoa, maka terlihatlah mereka tidak membawa orang-orang Tionghua yang
berdosa kepada kaki Yesus Kristus, melainkan membawa kepada Gereja Roma saja.[3]
Hal ini tidak mempengaruh perkembang gereja dan tidak ada dobrakan kembali
walaupun Cina dalam keadaan sedang tertutup.
Pada
tahun 1800-an, para missionaris Prostestan melalui jalur perdagangan. Hudson Taylor masuk ke Cina dengan gaya
yang kontekstual (mengapdosi pakaian dan kebiasaan Cina).[4]
Hudson Taylor yang mempunyai misi untuk memberitakan Injil kepada orang-orang
Cina tentang keselamatan yang ada dalam Yesus Kristus untuk itu pada tahun 1865
Hudson Taylor mendirikan China Inland
Mission (Pekabaran Injil Pendalaman Tiongkok), sebagai tombak pengabaran
Injil ke desa-desa dan kota-kota.[5]
Mereka telah mengabarkan Injil di 11 wilayah daerah Cina dan menerima misionari
dari seluruh dunia yang berbeban untuk mengabarkan Injil kepada rakyat Cina.[6]
Menjadi kemajuan pesat pada tahun 1873 sudah ada 43 pos, 35 pekabar Injil Barat
bekerja sama dengan 60 penginjil Cina dan pada tahun 1882 anggota CIM sudah
berdiam pos Injil di 15 propinsi dari 18 propinsi Cina. Pada tahun 1905 China Inland Mission sudah mendirikan
110 misi dengan 7 rumah sakit, 16 Klinik dan 128 tempat rehabilitas pecandu
opiuma. Anggota CIM yang bekerja di Cina ialah 550 anggota dan 4.000 orang
Kristen Cina sebagai hasil dari pelayanan CIM. Saat itu Kristen Protestan
diperkirakan 40.000.[7]
Pada
Tahun 1807, Robert Morrison masuk
Tiongkok dan memberikan sumbangsi yang sangat baik yaitu pada tahun 1819 mengusahakan
menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Tionghoa, menterjemahkan buku-buku
Kristen, menerbitkan buku-buku Kristen, sains, pengetahuan umum dalam bahasa
Cina, tata bahasa Cina dan kamus bahasa Inggris-Cina. Hal itu dilakukan supaya
menjadi dasar pelayan Injil selanjutnya.[8]
Gerakan baru terjadi pada saat Robert Morrison mengirimkan surat kepada “London Missionary Society” dan badan
Misi Protestan yang lainnya, untuk mengirimkan Missionari ke Cina. Surat itu
direspon dengan baik, sehingga gebrakan baru terjadi yaitu sekitar 150 Badan
Misi Protestan pun mengirimkan 8.500 orang missionaris untuk berkarya di Cina.
Dampak yang terjadi dari strategi Robert Morrison untuk jiwa-jiwa yang percaya
meningkat, pada Tahun 1920an jumlah penganut Prostestan mencapai 2,5 juta orang[9]
dan 4 juta orang Katolik Roma.[10]
Pada
tahun 1839-1860, Cina mengalami candu dari tanaman Apiun di India lalu dibawa
ke Cina dengan kapal-kapal milik Inggris dan dijual dalam bentuk candi, sebagai
keuntungan di Inggris. Pada tahun 1860 Dalam krisis ekonomi ini, Cina membuat
perjanjian kepada Inggris dan Negara-negara lain untuk mempunyai hak berdagang,
dan meresmikan pedagangan candu, dalam perjanjian tersebut para Penginjil juga
masuk ke Cina. Hal ini yang sedihkan para penginjil Inggirs, sebab dibalik
kesempatan menginjil karena ada perjanjian antar negara, juga melihat tangan
manusia yang kejam[11].
Pada
tahun 1844-1860, Cina juga mengikat perjanjian dengan Perancis, untuk
Pemerintahan Cina tidak menghambat Gereja Katolik Roma di Cina. Pada tahun 1860
mendapatkan perlindungan pemerintah Cina terhadap para utusan Gereja Roma
Katolik berserta anggota-anggota gereja. Hak-hak yang sudah diambil oleh
pemerintahan Cina atas tanah milik Gereja Katolik dikembalikan kembali. Pada
tahun 1890 diperkirakan ada 500.000 orang yang sudah dibaptis menjadi anggota
Gereja Roma di Cina. Saat itu sudah ada 639 Pastor dari luar negeri dan 369
Pastor berkebangsaan Cina.[12]
Pada
tahun 1875, Richard seorang dari utusan Baptis
Missionary Society, telah membuka pusat misi Baptist di Shangtung. Banyak
strategi yang ia lakukan dalam penginjilan, yaitu membuka sekolah di ibukota
setiap propinsi Cina, menerbitkan majalah (Ilmu pengetahuan dan Kristen). Hal
ini menjadi teladan bagi badan-badan protestan lain dalam mengembangkan
pendidikan di Cina seperti Gereja Anglikan di Shanghai, Gereja Metodis di
Nanjing pada tahun 1889, misi Presbiterian Amenrika di Canton pada tahun 1983,
dan American Broad (Kongregasionalis) di T’ung Chow pada tahun 1893. Pada tahun
1890 universitas Beijing didirikan oleh yayasan antar-gereja. Secara kasat mata
hampir sama dengan pelayanan Hudson Taylor namun mempunyai perbedaan yang
jelas, bahwa Richards pendekatan dengan golongan pendidikan di Cina, yang
memberikan pengetahuan modern untuk menjangkau kaum elite dan mempermudah
menjangkau masyarakt luas. Sedangkan Hudson pendekatan dengan adat dan
kebiasaan Cina sebagai jalan penginjilan pribadi.[13]
Pada
tahun 1922, terbentuknya Dewan Kristen Nasional, dan 10 Gereja Protestan dengan
500.000 jiwa telah bergabung merupakan “gereja
Kristus di Tiongkok” (National Christian Councils) atas dorongan Cheng
Ching Yi, pimpinannya hampir seluruhnya dipegang oleh orang-orang Tionghoa,[14]. Moralitas adalah nilai-nilai kebajikan
Tionghoa yang lama, sehingga Cina membuat “Gerakan
Hidup Baru”, oleh orang-orang Kristen di Cina dengan gerakan “Kekristenan
Praktis”. Oleh karena itu sangat perlu bagi umat Kristen di Tionghoa, untuk
memperdalam isi Injil dan perkabaran Injil.[15] Pada
tahun 1927, diadakan sinode pertama Church
of Chris in China untuk semua gereja (Prebiterian, Kongregasipnalis dan
Gereja Baptis) yang mengakui Yesus Kristus sesuai dengan Alkitab, untuk
mendorong semangat untuk bekerja sama dan meningkatkan persekutuan antara
gereja-gereja yang ikut serta dalam sinode ini.[16]
Pada
tahun 1949, tokoh-tokoh Protestan yaitu Sun Yat Sen dan Chiang Kai Shek hampir
menjadi pemimpin/president di Cina, namun keadaan berubah total pada saat semua
mayoritas protestan seperti di pemimpin-pemimpin pemerintah dan militer Cina,
alumi-alumi universitas-universitas Protestan, karena Cina telah mengalami
kejatuhan dalam tangan komunis yang dipimpin oleh Mao Zedong.[17]
Hal ini menjadi tekanan bagi gereja di Cina termasuk para pendeta di Cina harus
mencari pekerjaan lain dan semua pendeta dari luar negeru harus kembali/keluar
dari daerah Cina.[18]
Pada
tahun 1949, menjadi tantangan oleh pendeta lokal di Cina karena mengalami
tekanan dari komunis, sehingga harus melaksanakan penginjilan secara
bersembunyi atau dibawah tanah. Penguasaan tersebut juga meliputi lembaga
pendidikan milik Kristen diambil alih oleh pemerintah Cina Komunis. Dari tahun
1949 sampai 1970 lebih dari 25 juta jiwa Kristen yang dibunuh di Cina dan pada
zaman Mao Zedong seluruh gereja di tutup.
Umat
Kristen tetap bertahan walaupun harus mengalami penderitaan dan hidup di dalam
bawah tanah, karena perubahan sistem yang dilakukan Cina Komunis dengan
menghapus kapitalisme, imperialism, modernism, intelektualisme, pengaruh asing
dan kekristenan. Penyebab kemunduran Cina, karena sistem Cina Komunis yang
tidak memikirkan masa depan rakyat Cina, sehingga orang-orang yang berkualitas(terpelajar)
di Cina dipenjarahkan karena ketidak setujuan dari sistim Cina. Pada tahun
1972, Gereja di Beijing dibuka karena permintaan para diplomat Afrika dan
Indonesia, kehadiran tersebut dihadiri oleh orang-orang asing..
Pada
tahun 1976, terjadi perubahan karena Mao dan Zhou Enlai yang memimpin Cina
Komunis telah meninggal dan anggota komunis juga menyadari bahwa terjadi
kesalahan dalam sistim komunis. Deng Xiao Ping, melakukan terobosan dan
pembaharuan, ini menjadi hal yang baik terjadi kembali lagi oleh umat Kristen
di Cina.
Pada
Tahun 1979, walaupun gereja masih dikontrol oleh pemerintahan, namun gereja
sudah diizinkan kembali untuk dibuka. Uskup K.H Ting (dari Gereja Episkopal
Protestan dan pemimpin Lembaga percetakan Alkitab Protestan di Cina),
membangkitkan kembali umat Kristen, untuk persatuan gereja Protestan.
Pemerintah memberikan dukungan dengan gerakan persatuan ini, namun
gereja-gereja bawah tanah masih waspada karena masih takut dibawah arahan
pemerintah.
Dari
izin tersebut menjadi perkembangan akhir tahun 1970-an dan tahun 1980-an,
jutaan orang Tionghoa bertobat. Pada tahun 1977 dan 1984 perkembang yang maju
di Cina, berjuta-juta orang telah menjadi menjadi percaya kepada Kristus. Di
Cina juga Jumlah orang Protestan lebih banyak dibanding jumlah orang
Roma-Katolik.[19]
Kegerakan
dan peningkatan jiwa-jiwa terjadi dalam 30 tahunan. Terjadi 56.000 gereja
Protestan di Cina (Resmi terdaftar). Saat seminar agama-agama di Universitas
Peking, Wen Ye membenarkan gereja Kristen Protestan sudah mencapai 160 juta
jiwa. Orang Cina Kristen dalam kapasitasnya seperti bisnis, politik, militer
dan budaya akan memberikan perkembangan dan pertumbuhan Kristen di abad XXI.[20]
Analisa
Dalam
sejarah Gereja di Cina, tentu tidak dipisahkan dari tokoh-tokoh para penginjil.
Apa saja yang mempengaruhi perkembangan Gereja di Cina dari para tokoh, sebagai
berikut :
1. Uskup Alopen
Kelebihan
Mental
yang kokoh untuk masuk kedalam tanah Cina dengan jiwa berdagangnya, walaupun
menghadapi negeri Cina yang berbeda tradisi namun Uskup Alopen dengan ketulusan
hati memberitakan Injil dan Injil tersebut sebagai perdana sejarah Gereja di
Cina.
Kekurangan
Keluargaan
yang sangat kental di Cina sehingga bertentangan dengan rahib Nestorian yang
harus mengasingkan diri dan memandang remeh dalam pernikahan. Hal tersebut akan
menambah penolakkan kepada Injil Kristus, sebab penghargaan yang sangat tinggi
yaitu kekeluargaan dan pernikahan.
Kesempatan
-
Alur perdagangan dalam memberitakan
Injil, sehingga diterima oleh orang Cina.
-
Telah diberikan izin dari Kaisar T’aisung untuk penyebaran injil di Cina (638), bahkan
menjadi sahabat Kaisar Mongol.
Ancaman
Dari
Kong Hu Cu dan agama Budha yang menganggap Kristen adalah saingan, sehingga
pada tahuan 800-1000 saat pengantian Kaisar, Cina menentang ke-Kristen karena menganggap
rendah pernikahan dan pemimpin yang radikal pada ajaran Konghucu dan Budha,
seperti Wu Hou (691) menjadi ancaman yang memperhambat dalam pemberitaan Injil.
2. Ricci (Kaum Yesuit)
Kelebihan
Dalam
penginjilan ke Cina tentu mendapatkan dukungan dari Katolik Roma, walaupun
tidak tersebutkan secara detail, namun bisa saja mendapatkan Moral dan Materil
sebagai perkembangan dalam penginjilan.
Kekurangan
Menyesuaikan
adat istiadat sangatlah baik, seperti pakaian dan bahasa yang digunakan di
Cina, namun sangatlah tidak bijaksana sebagai orang percaya jika melakukan
penyembahan berhala yang dianggap mereka sebagai nenek moyang, sebagai strategi
penginjilan untuk mengikuti tradisi mereka, itulah yang tidak bijaksana dan
akan terlihat mental yang tidak kuat sehingga mengaburkan pemberitaan Injil.
Ancaman
Cina
yang masi menutup diri karena tidak mau menerima ajaran dan pengaruh dari luar
negeri, menjadi salah satu penghalang dalam memberitakan Injil, namun Riccipun
tidak memberitakan Injil tetapi melibatkan diri dalam penyembahan nenek moyang
orang Cina.
3. Hudson Taylor
Kelebihan
Kontekstual karena
mengikuti pakaian dan kebiasaan orang Cina tanpa harus mengikuti penyembahan
kepada nenek moyang dan membuka perkabaran Injil di Cina (China Inland Mission),
untuk menjangkau kedesa-desa dan kota-kota. Hudson Taylor mengetahui kebutuhan,
sehingga mendirikan rumah sakit dan klinik. Pendiriaan Rumah sakit dan Klinik
tersebut adalah sarana dalam pemberitaan injil.
Kesempatan
Pemberitaan
Injil ini dimulai melalui jalur perdagangan sehingga Injil dapat diberitakan.
4.
Robert
Morrison
Kelebihan
Mempunyai strategi yang
baik dalam penginjilan, seperti menerjemahkan Alkitab dalam bahasa tionghoa,
menerbitkan buku-buku Kristen, dll. Menjalin kerja sama kepada misi yang lain
untuk penginjilan di Cina, seperti London Missionary Society. Injil tersebut
bisa disampaikan kepada orang Cina melalui cara perdagang, para missi bisa
masuk ke China untuk membantu penginjilan di Cina.
Kesempatan
Melalui
para pedagang, maka Injil tersebut disampai kepada orang-orang di Cina untuk
mereka memperoleh keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
5.
Richard
Kelebihan
Mempunyai
tujuan yaitu menjangkau kaum elit sebagai sarana pengjangkauan kepada
masyarakat luas dan mempunyai strategi yang matang, seperti membuka sekolah,
penulisan majalah Kristen sebagai sarana penginjilan.
*Sebagian
dalam tokoh sejarah Gereja di Cina yang sedang dianalisa, tidak terlihat
kekurangan, kesempatan, dan ancaman
Pertumbuhan Gereja di Cina
Dalam
sejarah Gereja di Cina, tentu tidak bisa dilepaskan oleh para penginjil yang
mempunyai hati tulus untuk memenangkan jiwa di Cina. Setiap mereka mempunyai
strategi tersendiri-tersendiri, Maka ada beberapa hal yang efektif dalam
pemberitaan Injil di Cina sesuai dengan analisa yang sebelumnya.
-
Mendirikan Lembagi Misi dan Pos PI sebagai
penjangkauan.
-
Berkontekstual dalam penginjilan di Cina
seperti menggunakan baju dan bahasa di
Cina.
-
Menjangkau orang-orang Elite sebagai
ujung tombak dalam penjangkauan masyarakat luas.
-
Membangun Sekolah, Klinik, dan Rumah
sakit sebagai penjangkauan masyarakat luas untuk pemberitaan Injil.
-
Mengunakan traktat, buku-buku Kristen dan
majalah Kristen sebagai sarana penginjilan.
Hal
ini yang membawa perkembangan di Gereja Cina, karena dimasa tersebut juga butuh
pendidikan karena masih sangat kurang, sehingga melihat kondisi yang diperlukan
pada saat itu akan membantu perkembangan Injil.
Kesimpulan
Dari setiap
pembelajaran sejarah Gereja di Cina, maka perkembangan Gereja di Cina terlihat
jatuh bangun karena penganiayaan yang dihadapi, namun dibalik penganiayaan yang
terjadi menimbulkan kekuatan untuk bersatu dalam pemberitaan Injil baik gereja
di bawah tanah, ataupun Gereja di Shanghai pada masa penganiayaan. Maka
terlihat sejarah gereja di Cina, menjadi
pokok kesatuan yaitu Injil yang berapi-api di negeri Tiongkok dari para
tokoh-tokoh Penginjil, bukan hanya memberitakan karya keselamatan, tetapi juga
membangun bangsa Cina untuk berpendidikan dan berpikiran modern dalam menghadapi
masa krisis ekonomi, dll.
Daftar
Pustaka
Berkhof,H , Sejarah Gereja, Jakarta : Gunung Mulia,
cek 5: 1986.
DeJonge, Christiaan, Menuju Keesaan Gereja , Jakarta : Gunung
Mulia, cet-2, 1993
Ruck, Anne, Sejarah Gereja Asia, Jakarta: Gunung
Mulia, Cek 8 :2008.
Stock, E, The History of the Church Missionary
Society, London: CMS, 1899
Wetzel, Klaus, Kompedium Sejarah Gereja Asia, Malang :
Gandum Mas, 2000
Wongso, Peter, Seri Diktat :Sejarah Gereja, Malang
:Seminari Alkitab Asia Tenggara, cetakan II :1996
www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/
www.sabda.org/misi/artikel_isi.php?id=5
20 Januari 2016,
[1]
H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta :
Gunung Mulia, cek 5: 1986). 92
[2]
Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta:
Gunung Mulia, Cek 8 :2008)58-59
[3]
H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta :
Gunung Mulia, cek 5: 1986). 232-233
[5]
H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta :
Gunung Mulia, cet- 5, 1986).358
[6]
Peter Wongso. Seri Diktat :Sejarah
Gereja. (Malang :Seminari Alkitab Asia Tenggara, cetakan II :1996).201
[7]
Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta:
Gunung Mulia, Cek 8 :2008) 147
[8]
Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta:
Gunung Mulia, Cek 8 :2008) 138
[9] www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/
[10]
H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta :
Gunung Mulia, cet -5, 1986).359
[11]
Inggris Negara Kristen, yang telah membuka paksa pintu gerbang Beijing, dan
telah membakar habis istana Kaisar, supaya diperoleh hak resmi masuk keseluruh
Cina, baik pedagang dengan candunya, maupun untuk misionaris dengan kabar baik
tentang Juruselamat . E.Stock. The
History of the Church Missionary Society. (London: CMS, 1899). 303
[12]
Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta:
Gunung Mulia, Cek 8 :2008). 141.
[13]
Anne Ruck. Sejarah Gereja Asia. (Jakarta:
Gunung Mulia, Cek 8 :2008). 149
[14]
Christiaan DeJonge. Menuju Keesaan
Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cet-2, 1993) 73
[15]
H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta :
Gunung Mulia, cet- 5, 1986).359
[16]
Christiaan DeJonge. Menuju Keesaan
Gereja. (Jakarta : Gunung Mulia, cet-2, 1993). 74
[17] www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/
[18]
H.Berkhof. Sejarah Gereja. (Jakarta :
Gunung Mulia, cek 5: 1986).360
[19]
Klaus Wetzel. Kompedium Sejarah Gereja
Asia. (Malang : Gandum Mas, 2000). 296
[20] www.suarakristen.com/blog/2015/02/22/sekilas-misi-protestan-di-cina/