A.
Pendahuluan
Penulisan ini tidak untuk menyingung
siapapun baik itu pengkhotbah maupun jemaat, tetapi memberikan kejujuran yang
harus diketahui oleh para jemaat dalam pengajaran Alkitab yang benar-benar
Alkitabiah. Hal inipun yang saya alami pada masa lampau, yang tersesat oleh
khotbah-khotbah yang sangat jauh dari kebenaran namun saya merespon dengan Yes
dan Amin bahkan jemaat-jemaat juga merespon seperti itu, seperti para
pengkhotbah dengan ajaran Hyper Grace,
pengajaran yang mengarah kepada Gerakan
Profetik yang tidak alkitabiah seperti mereka yang lagi dalam permasalahan
ekonomi dengan mengangkat dompet dan berkata “Tarik semua berkat Tuhan yang masih tertahan dalam Roh ke dalam
dompet” pada saat itu yah saya merespon Yes dan Amin (hahahaha karena uang
jajan sekolah habis),tetapi hal ini
realita yang saya saksikan pada masa lampau, mungkin gerakan ini masih beredar
dimana-mana.
Puji Syukur bahwa saya telah disadarkan
dengan pengajaran Firman Tuhan bukan pengajaran yang isapan jempol, betapa
sedihnya jemaat yang tulus ingin mencari kebenaran tetapi tersesat dengan
pengajaran-pengajaran palsu. Dalam hal inilah yang menjadi tugas para Gembala
untuk meneliti kembali para pengkhotbah yang akan berkhotbah kepada jemaat
Tuhan. Sebab pengajaran Gembala yang Alkitabiah bisa terkikis oleh para
pengkhotbah yang tidak Alkitabiah,
2 Petrus 2:1
“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu
tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada
guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan
pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan
menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera
mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”
2 Petrus 2:2
“ Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena
mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
2Petrus 2:3
Dan karena serakahnya guru-guru palsu
itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan
ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu
hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
B.
Bahayanya Nabi Palsu dan Guru Palsu ( 2 Petrus
2:1-3).
1. Pengajaran
yang membinasakan (ayat 1).
Nabi-nabi palsu sudah
terjadi pada masa PL (Perjanjian Lama), untuk memberikan penyimpangan kepada
umat Allah (Kejadian 13:1-3) dan bahkan memakai nama Allah seakan-akan benar
pesan dari Allah, namun sebenarnya tidak diperintahkan oleh Allah (Ulangan
18:20). Surat 2 Petrus sedang memberikan realita dalam Perjanjian Lama bahwa
banyak nabi-nabi palsu yang telah mempengaruhi umat Allah sehingga mereka
meleset dari perintah Allah maka yang terjadi adalah kejahatan di mata Allah.
Hal ini juga terjadi dalam
Perjanjian Baru, sehingga tulisan ini memberikan peringatan kepada orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu
dan guru-guru palsu yang telah memberikan “pengajaran-pengajaran sesat yang
membinasakan”, yang dimaksud
saat itu ialah Gnostik.
Pengajaran sesat itu tidak
bisa dianggap sepele, karena “memiliki
pekerjaan membinasakan/menghancurkan” ἀπωλείας (apoleias) bagi mereka yang sudah terperangkap terhadap
pengajaran sesat, maka nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu mempunyai potensi
untuk membawa orang ke dalam Neraka, melalui pengajarannya.
Aplikasi :
Orang-orang percaya
yang haus akan kebenaran, terkadang kurang sadar dalam hal tersebut. Yes dan
Amin saja, padahal sedang diiring kepada kebinasaan, maka para umat Allah
seharusnya tidak mengabaikan pengajaran Alkitab dan para Gembala tidak asal
memberi mimbar kepada ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah sehingga membawa
kepada kesesatan terhadap jemaat Allah.
2. Tidak memberikan teladan rohani, namun
hidup dalam “Hawa Nafsu” (ayat 2).
Hal ini bisa menunjuk kepada
Hamba Tuhan dan divisi pemuridan, untuk tidak sekadar berbicara didepan mimbar,
tetapi kehidupan Rohani yang dicerminkan melalui moral yang baik. Guru-guru
palsu yang dikuasai hawa nafsu (dlm bahasa Yunani ἀσελγείαις “aselgeiais” )
yang memberikan makna moral yang rusak / kehidupan diluar moral yang baik.
Sehingga menjadi Pengajar Rohani, Gembala atau Pendeta bukan hanya jas yang
dipakai sehingga dihormati, tetapi harga jual yang tinggi kehidupan spiritual yang
memberikan teladan moral yang baik.
Dalam hal ini saya
merenungkan dan menghayati, perkataan yang salah saat Hamba Tuhan jatuh didalam
dosa dengan alasan “itu adalah hal yang
biasa karena Gembala, Pendeta dan Pengajar Rohani adalah manusia”.Hal ini
yang akan merusak pola pikir para pelayan Tuhan, menganggap dirinya sama dengan
manusia yang mempunyai Habit dosa,
seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Kesadaran tersebut akan memberikan
ketakut akan Tuhan yang besar bahwa pengajar rohani, gembala dan pendeta
bukanlah hal yang sembarangan statusnya, tetapi benar-benar mediatornya Allah
kepada umat Allah sehingga harus benar-benar menjaga kehidupan kekudusan diri,
tentu itu semua dengan pertolongan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
3. Mencari
untung dari cerita isapan jempol.(ayat 3).
Hal inilah jemaat yang
sering tersesat dengan cerita-cerita isapan jempol yang tidak sesuai dengan
Firman Tuhan. percaya tidak. Percaya tidak percaya “Pengajaran palsu terkadang hampir mirip dengan kebenaran, tetapi
tetaplah Palsu”, menceritakan seakan-akan benar namun sebenarnya bertolak
belakang dengan kebenaran Firman Tuhan. Perhatikan
perkatan Firman Tuhan ini
“Dan karena
serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan
ceritera-ceritera isapan jempol mereka.”
Secara jujur ini bukanlah
sebuah kritikan, tetapi kembali kepada Firman Tuhan. Kita dapat melihat
pengalaman dari pengajaran surat 1 Korintus 15:17, kenapa berbicara mengenai
kebangkitan Kristus? karena jemaat Korintus bisa saja terpengaruh oleh
pengajaran sesat yaitu filsafat Yunani (Gnotisisme) yang menyatakan bahwa tubuh
fisik adalah kejahatan, sehingga kebangkitan adalah hal yang salah karena fisik
adalah jahat. Hal inilah Paulus tekankan kembali bahwa pengajaran sesat
seakan-akan benar, namun sebenarnya adalah kesesatan, maka Paulus memberitakan
kembali mengenai kebangkitan Kristus adalah hal yang fakta.
Sama dengan hal ini, bahwa
banyak guru-guru palsu memberikan cerita-cerita isapan jempol mereka,
seakan-akan benar atau hal yang spektakuler cerita-ceritanya demi menjual khotbahnya namun sebenarnya tidak
sama dengan pengajaran Firman Tuhan.
Contohnya hal yang real : Saya percaya tentang kuasa doa, tetapi
bagaimana dengan bendera atau disebut panji yang dikibarkan di gereja-gereja sebagai
tanda gerakan kuasa Roh Kudus ? jadi, saat
mengunakan bendara/panji yang dikibarkan maka Roh Kudus akan bekerja secara
luar biasa, tentu hal itu terlihat benar namun apakah seperti itu gerakan kuasa
Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya ? jawabannya, Gerakan Roh Kudus bukan
permainan emosi tetapi Gerakan Roh Kudus memberikan dampak dalam kehidupan
sehari-hari è Roma 12:1-2.“
No comments:
Post a Comment