Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Tuesday, March 1, 2016

Sadarlah Ateis sebelum kematian menjemput "Keberdaan Allah"

A.    Pendahuluan
Pengajaran dasar Iman mengenai keberadaan Allah dibuat dengan tujuan dapat menjawab setiap pertanyaan dari saudara, sahabat, teman dan orang non Kristen. Plato seorang filsuf berkata “Manusia harus berusaha memberikan berbagai jawaban karena ia adalah manusia, bukan semata-mata karena ia adalah orang Yunani”.Pada saat seorang bertanya mengenai keberadaan Allah bahkan ada yang minta bukti Allah itu ada, maka sebagai orang percaya kita harus memberikan jawaban mengenai keberadaan Allah.
B.     Isi
1.      Penjelasan dan keyakinan Ateis
Pandangan mengenai ketidak percayaan adanya Allah, disebut Ateisme. “Istilah Ateisme, berasal dari prefik Yunani a (tidak, no, non) dan theos (allah atau Allah)”. Jadi, pada saat bertemu dengan seorang yang memberikan pengakuan atas ketidakpercayaannya terhadap keberadaan Sang Pencipta langit dan bumi, maka orang tersebut dianggap memiliki kepercayaan Ateis. Kenapa disebut dengan kepercayaan Ateis ? karena mereka mempercayai bahwa Allah atau Sang Pencipta langit dan bumi tidak ada, sedangkan dalam pandangan Louis Berkhof mengenai ateis:
Biasanya ateis dibedakan  ke dalam dua jenis, ateis praktis dan ateis teoritis. Yang pertama sebenarnya adalah orang-orang tidak bertuhan, yang dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan, tetapi hidup seolah-olah Tuhan tidak ada. Yang ke dua berasal lebuh bersifat intelektual dan mendasarkan penyangkalan mereka atas suatu proses pemikiran. Mereka berusaha untuk membuktikan melalui suatu cara yang menurut mereka adalah argument rasional yang konklusif, bahwa Allah tidak ada.
 Pandangan Berkhof, diperjelas oleh Iswara Rintis, mengenai ateis praktis yang menunjuk kepada pengakuan adanya keberadaan Allah secara teoritis, namun menyangkal keberadaan-Nya secara praktis. Hal ini mengarah kepada manusia yang mengakui adanya Tuhan namun hidupnya tidak mengindahkan Allah.
Sedangkan mereka yang mempunyai kepercayaan ateis teoristik, menjelaskan kepercayaannya dengan membuktikan bahwa Allah tidak ada dengan argument rasional. Dengan beberapa teori mereka memberikan alasan kenapa tidak mempercayai adanya Allah dan meyakini terhadap dirinya sendiri dengan menggunakan rasionya sebagai kebenaran. Tentu paham seperti itu, sering membenarkan pahamnya sendiri sebagai penilaian yang benar, seperti pertanyaan yang sederhana hingga pertanyaan yang berintelektual sering diajukan kepada orang Kristen:
a.       Saya tidak dapat mempercayai adanya Tuhan, karena Tuhan tidak menunjukkan diri-Nya untuk dilihat, maka wajar untuk saya tidak mempercayainya adanya Allah.
b.      Jika Allah ada, kenapa di bumi banyak kejahatan yang terjadi ? sehingga memberikan kenyataan bahwa Allah tidak ada.
c.       Dalam era Sains, mempertanyakan jika percaya adanya Allah, apa yang menyebabkan Allah itu ada ?
d.      Pandangan Epikuros yang tidak mengakui Allah sebagai pencipta, mengambil filsafat dari materialistik Demokritos, yang mengatakan bahwa kehidupan ini terdiri dari kumpulan atom-atom, yang tidak memiliki arti dan tidak memiliki tujuan, maka pada saat masih hidup bersenang-senanglah, puaskan dirimu “makan-minumlah sepuasnya, dan nikmatilah perkawinan karena besok kita mati”.

2.      Kebenaran Alkitab untuk menyatakan kesalahan Ateis
a.       Alkitab menjadikan bukti Allah telah menyatakan diri-Nya, sebab pengenalan akan Allah ada terdapat dalam Firman Allah yaitu Alkitab.
Paulus menulis dengan tegas dalam Roma 1:18-20, walaupun Allah tidak terlihat namun kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat dirasakan dari karya-Nya dalam penciptaan dunia. Dari perkataan Paulus dengan ucapan yang terakhir ialah “… sehingga mereka tidak dapat berdalih”. Mereka tidak dapat menganggap Allah tidak ada, sebab dari karya Allah dalam penciptaan yang menyatakan Kuasa Allah.
b.      Kejahatan bukanlah kehendak Allah
Kejahatan yang bertambah atau meraja rela di bumi, menjadi alasan mereka untuk tidak percaya adanya Allah. Namun Alkitab memberikan jawaban, yaitu  Allah tidak mengkehendaki kejahatan (Matius 22:37-39), karena Allah sendiri yang mengatakan dalam Firman-Nya untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Dalam penyataan ini, Alkitab sebagai tulisan yang diilhamkan oleh Roh Kudus memberitahukan kehendak Allah, yaitu untuk saling mengasihi bukan saling melukai, menipu dan macam-macam kejahatan yang lainnya.
Penjelasan yang diatas memberikan jawaban bahwa Allah tidak mengkehendaki kejahatan, tetapi Allah mengizinkan hal tersebut terjadi, karena hati nurani manusia yang rusak, disebabkan tidak adanya pengenalan akan Tuhan yang benar, menjadikan mereka tidak mengindahkan Allah dan berbuat jahat.
c.         Allah yang tidak terbuat dari sumber manapun.
Tidak ada sumber yang menyebabkan terjadinya Allah, karena Allah yang menjadi sumber dari segala sesuatu. Jika pandangan tersebut dipahami maka tidak akan habis asal usul mencari penciptaan. Firman Tuhan menjawab dengan kejujuran bahwa Dialah yang dari kekekalan sampai kekekalan, Yeremia 10:10 Raja yang kekal.  
d.      Kesesatan dalam pandangan Epikuros
Atom-atom tidak terbukti, karena hanya bersifat subjektivisme (paham yang dilihat dari pandangan sendiri) menjadi kesesatan dan hanya berfokus pada dirinya sendiri. Firman Tuhan memberikan peneguhan hati, bahwa Allah yang menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya bukan dari atom-atom (Wahyu 10:6).

C.    Dampak dari Ateisme
1.      Hati Nurani yang rusak tanpa hukum Allah
Mereka membuat hukum hanya untuk dirinya sendiri, benar atau salah mereka yang menetapkan. Hal inilah yang membuat pertentangan dengan Firman Tuhan yang diungkapkan dalam Mazmur 10:4,  Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pikirannya. Jadi ateis (fasik) melakukan dengan apa yang menurutnya baik, walaupun di mata Tuhan adalah kejahatan. Pada masa kini mulai berkembangnya LGBT (hubungan sesama jenis), jika seorang menganggap LGBT (hubungan sesama jenis) hal yang normal dan wajar, maka orang itu menunjukkan keateisannya ketidak percayaan Allah sama saja ketidakpercayaan akan perintah-Nya. sedangkan sebagai orang percaya pada Kristus, yang menjadi hukum dalam kehidupan kita ialah Firman Tuhan (2 Timotius 3:16).

2.        Tidak memiliki keselamatan.
Tuhan Yesus Kristus telah mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia dan memberikan pengharapan bagi orang-orang percaya, maka yang mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruselamat maka ia akan diselamatkan (Roma 10:9). Di luar Kristus tidak ada keselamatan, lebih lagi yang menganut paham ateis yang tidak mempercaya adanya Allah.

D.    Kesimpulan
Keberadaan Allah sudah dinyatakan di dalam Firman Tuhan yaitu Alkitab, yang menjadi pedoman untuk orang-orang Kristen.  Alkitab memberikan keterbukaan pikiran bahwa kuasa dan keilahian-Nya terlihat dari ciptaan-Nya, maka mereka yang menolak adanya Allah membatasi dirinya sendiri dari pemikiran yang telah dipenjara dengan pandangan-pandangan subjektif walaupun  penuh dengan bukti-bukti keberadaan Allah.

  

Daftar Pustaka

Criswell  W,A. Pencipta dan Penebus. Tangerang : Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadephia, 2006

Cornish ,Rick. 5 Menit Apologetika. Bandung : Pionir Jaya, 2007

Berkhof, Louis Teologi Sistematika 1: Doktrin Allah. (Jakarta : Lembaga Reformed Injili Indonesia. 1993

Rintis ,Iswara. Ateis Adakah orang yang benar-benar Ateis?.Bandung : Lembaga Literatur Baptis, 2010.



No comments:

Post a Comment