A.
Pendahuluan
Pengajaran dasar Iman mengenai
keberadaan Allah dibuat dengan tujuan dapat menjawab setiap pertanyaan dari
saudara, sahabat, teman dan orang non Kristen. Plato seorang filsuf berkata “Manusia
harus berusaha memberikan berbagai jawaban karena ia adalah manusia, bukan
semata-mata karena ia adalah orang Yunani”.Pada saat seorang bertanya mengenai keberadaan Allah bahkan ada yang minta
bukti Allah itu ada, maka sebagai orang percaya kita harus memberikan jawaban
mengenai keberadaan Allah.
B.
Isi
1. Penjelasan
dan keyakinan Ateis
Pandangan mengenai ketidak
percayaan adanya Allah, disebut Ateisme. “Istilah Ateisme, berasal dari prefik
Yunani a (tidak, no, non) dan theos (allah
atau Allah)”.
Jadi, pada saat bertemu dengan seorang yang memberikan pengakuan atas
ketidakpercayaannya terhadap keberadaan Sang Pencipta langit dan bumi, maka
orang tersebut dianggap memiliki kepercayaan Ateis. Kenapa disebut dengan
kepercayaan Ateis ? karena mereka mempercayai bahwa Allah atau Sang Pencipta
langit dan bumi tidak ada, sedangkan dalam pandangan Louis Berkhof mengenai
ateis:
Biasanya ateis
dibedakan ke dalam dua jenis, ateis
praktis dan ateis teoritis. Yang pertama sebenarnya adalah orang-orang tidak
bertuhan, yang dalam hidup sehari-harinya tidak mengindahkan Tuhan, tetapi
hidup seolah-olah Tuhan tidak ada. Yang ke dua berasal lebuh bersifat
intelektual dan mendasarkan penyangkalan mereka atas suatu proses pemikiran. Mereka
berusaha untuk membuktikan melalui suatu cara yang menurut mereka adalah
argument rasional yang konklusif, bahwa Allah tidak ada.
Pandangan Berkhof, diperjelas
oleh Iswara Rintis, mengenai ateis praktis yang menunjuk kepada pengakuan
adanya keberadaan Allah secara teoritis, namun menyangkal keberadaan-Nya secara
praktis. Hal ini mengarah kepada manusia yang mengakui adanya Tuhan namun
hidupnya tidak mengindahkan Allah.
Sedangkan mereka yang mempunyai kepercayaan
ateis teoristik, menjelaskan kepercayaannya dengan membuktikan bahwa Allah tidak
ada dengan argument rasional. Dengan beberapa teori mereka memberikan alasan
kenapa tidak mempercayai adanya Allah dan meyakini terhadap dirinya sendiri
dengan menggunakan rasionya sebagai kebenaran. Tentu paham seperti itu, sering
membenarkan pahamnya sendiri sebagai penilaian yang benar, seperti pertanyaan
yang sederhana hingga pertanyaan yang berintelektual sering diajukan kepada
orang Kristen:
a. Saya
tidak dapat mempercayai adanya Tuhan, karena Tuhan tidak menunjukkan diri-Nya untuk
dilihat, maka wajar untuk saya tidak mempercayainya adanya Allah.
b. Jika
Allah ada, kenapa di bumi banyak kejahatan yang terjadi ? sehingga memberikan
kenyataan bahwa Allah tidak ada.
c. Dalam
era Sains, mempertanyakan jika percaya adanya Allah, apa yang menyebabkan Allah
itu ada ?
d. Pandangan
Epikuros yang tidak mengakui Allah sebagai pencipta, mengambil filsafat dari
materialistik Demokritos, yang mengatakan bahwa kehidupan ini terdiri dari
kumpulan atom-atom, yang tidak memiliki arti dan tidak memiliki tujuan, maka
pada saat masih hidup bersenang-senanglah, puaskan dirimu “makan-minumlah
sepuasnya, dan nikmatilah perkawinan karena besok kita mati”.
2. Kebenaran
Alkitab untuk menyatakan kesalahan Ateis
a. Alkitab
menjadikan bukti Allah telah menyatakan diri-Nya, sebab pengenalan akan Allah
ada terdapat dalam Firman Allah yaitu Alkitab.
Paulus menulis dengan tegas dalam
Roma 1:18-20, walaupun Allah tidak terlihat namun kekuatan-Nya yang kekal dan
keilahian-Nya, dapat dirasakan dari karya-Nya dalam penciptaan dunia. Dari
perkataan Paulus dengan ucapan yang terakhir ialah “… sehingga mereka tidak
dapat berdalih”. Mereka tidak dapat menganggap Allah tidak ada, sebab dari
karya Allah dalam penciptaan yang menyatakan Kuasa Allah.
b. Kejahatan
bukanlah kehendak Allah
Kejahatan yang bertambah atau
meraja rela di bumi, menjadi alasan mereka untuk tidak percaya adanya Allah.
Namun Alkitab memberikan jawaban, yaitu Allah
tidak mengkehendaki kejahatan (Matius 22:37-39), karena Allah sendiri yang
mengatakan dalam Firman-Nya untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Dalam
penyataan ini, Alkitab sebagai tulisan yang diilhamkan oleh Roh Kudus memberitahukan
kehendak Allah, yaitu untuk saling mengasihi bukan saling melukai, menipu dan
macam-macam kejahatan yang lainnya.
Penjelasan yang diatas memberikan
jawaban bahwa Allah tidak mengkehendaki kejahatan, tetapi Allah mengizinkan hal
tersebut terjadi, karena hati nurani manusia yang rusak, disebabkan tidak
adanya pengenalan akan Tuhan yang benar, menjadikan mereka tidak mengindahkan
Allah dan berbuat jahat.
c.
Allah yang tidak terbuat dari sumber
manapun.
Tidak ada sumber
yang menyebabkan terjadinya Allah, karena Allah yang menjadi sumber dari segala
sesuatu. Jika pandangan tersebut dipahami maka tidak akan habis asal usul mencari
penciptaan. Firman Tuhan menjawab dengan kejujuran bahwa Dialah yang dari
kekekalan sampai kekekalan, Yeremia 10:10 Raja yang kekal.
d. Kesesatan
dalam pandangan Epikuros
Atom-atom tidak
terbukti, karena hanya bersifat subjektivisme (paham yang dilihat dari
pandangan sendiri) menjadi kesesatan dan hanya berfokus pada dirinya sendiri. Firman
Tuhan memberikan peneguhan hati, bahwa Allah yang menciptakan langit dan segala
isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya bukan dari
atom-atom (Wahyu 10:6).
C.
Dampak
dari Ateisme
1. Hati
Nurani yang rusak tanpa hukum Allah
Mereka membuat hukum hanya untuk
dirinya sendiri, benar atau salah mereka yang menetapkan. Hal inilah yang
membuat pertentangan dengan Firman Tuhan yang diungkapkan dalam Mazmur
10:4, Kata orang fasik itu dengan batang
hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah
seluruh pikirannya. Jadi ateis (fasik) melakukan dengan apa yang menurutnya
baik, walaupun di mata Tuhan adalah kejahatan. Pada masa kini mulai
berkembangnya LGBT (hubungan sesama jenis), jika seorang menganggap LGBT
(hubungan sesama jenis) hal yang normal dan wajar, maka orang itu menunjukkan
keateisannya ketidak percayaan Allah sama saja ketidakpercayaan akan
perintah-Nya. sedangkan sebagai orang percaya pada Kristus, yang menjadi hukum
dalam kehidupan kita ialah Firman Tuhan (2 Timotius 3:16).
2.
Tidak memiliki keselamatan.
Tuhan Yesus Kristus telah mati dan
bangkit untuk menebus dosa manusia dan memberikan pengharapan bagi orang-orang
percaya, maka yang mengakui Yesus Kristus adalah Tuhan dan juruselamat maka ia
akan diselamatkan (Roma 10:9). Di luar Kristus tidak ada keselamatan, lebih
lagi yang menganut paham ateis yang tidak mempercaya adanya Allah.
D. Kesimpulan
Keberadaan Allah sudah dinyatakan
di dalam Firman Tuhan yaitu Alkitab, yang menjadi pedoman untuk orang-orang
Kristen. Alkitab memberikan keterbukaan
pikiran bahwa kuasa dan keilahian-Nya terlihat dari ciptaan-Nya, maka mereka
yang menolak adanya Allah membatasi dirinya sendiri dari pemikiran yang telah
dipenjara dengan pandangan-pandangan subjektif walaupun penuh dengan bukti-bukti keberadaan Allah.
Daftar
Pustaka
Criswell W,A. Pencipta
dan Penebus. Tangerang : Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadephia, 2006
Cornish ,Rick. 5 Menit Apologetika. Bandung : Pionir
Jaya, 2007
Berkhof, Louis Teologi Sistematika 1: Doktrin Allah. (Jakarta
: Lembaga Reformed Injili Indonesia. 1993
Rintis ,Iswara. Ateis Adakah orang yang benar-benar Ateis?.Bandung
: Lembaga Literatur Baptis, 2010.
No comments:
Post a Comment