Kekayaan yang sejati ialah pada saat kita bersyukur selalu dan kemiskinan ialah pada saat kita mengeluh selalu

Friday, December 30, 2016

Renungan: Dunia mengajarkan kesuksesan yang salah.


            Dunia telah banyak mempengaruhi banyak orang untuk meraih kesuksesan yang salah dengan meraih kebahagian yang fana. Hal ini sudah menjalar kepada orang-orang percaya dengan mengikuti perkataan motivator-motivator dunia, sehingga anda bekerja keras untuk meraih kehidupan yang layak secara kacamata dunia. Mereka berkerja keras hanya untuk standart kesuksesan dunia, tetapi kita akan belajar bersama-sama mengenai kesuksesan yang sebenarnya.

Manusia tidak bisa dipisahkan hubungannya dengan Sang Pencipta, maka kesuksesan harus dilihat dari sudut pandang Allah bukan dari sudut pandang manusia. Jadi, mengenai kesuksesan tidak bisa dipisahkan dengan masalah religious (kerohanian), kesukesan manusia harus dilihat dari standar kebenaran yaitu Firman Tuhan. Manusia mulai bersusah payah mencari rezeki saat keadaan jatuh dalam dosa (Kej. 3:17-19), manusia harus berkerja keras sampai kembali menjadi debu. Hal inipun juga berlaku kepada Henock untuk mencari rezeki, tetapi Firman Tuhan mengatakan “Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah” (Kejadian 5:24), Nuh pun juga hidup begaul dengan Allah (Kejadian 5:24), Abraham pun adalah orang yang berkerja dan takut akan Tuhan (Kejadian 22:12), maka keberhasilan kita atau kesuksesan kita mempunyai standar kebenaran yang berbeda dengan dunia.

Standart kesukesan dunia adalah mempunyai rumah mewah, mobil mewah, keliling seluruh dunia, kekayaan harta yang melimpah, tetapi intinya bukan ini. Apakah mempunyai segalanya adalah salah dari hasil pekerjaan yang kita jalanin? Tidak, karena Firman Tuhan mengajarkan bekerja, Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.  Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. (2 Tesalonika 3:10-11). Jadi, berkat hasil dari pekerjaan tidaklah salah, yang menjadi salah ialah melupakan esensi kehidupan manusia ialah “Takut akan Allah (Sang Pencipta)”.

Esensi yang berharga bagi orang percaya adalah  Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,  dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.  Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. (2 Petrus 1:5-9).

Kesuksesan bukan dilihat dari harta yang dimiliki yang sesuai dengan standart dunia, tetapi sesuai dengan standart Firman Tuhan. Orang percaya yang sesuai dengan Firman Tuhan akan berkerja keras dalam segala usahanya dan tetap membangun pertumbuhan rohaninya yaitu pengenalan akan Allah, dan jika tidak sesuai dengan Firman Tuhan orang itu akan buta dan picik (2 Petrus 1:9).


Renungan: Apakah kesuksesan yang kita raih sudah sesuai dengan Firman Tuhan?



Wednesday, December 28, 2016

Menjawab pertanyaan: Allah tidak beranak dan tidak diperanakan kalau Tuhan beranak bidannya siapa

?
            Damai sejahtera Allah menyertai kita semua.
            Pandangan yang sangat-sangat salah jika Allah melakukan hubungan biologis, maka statement “Tuhan beranak bidannya siapa adalah sangatlah salah sebab pandangan ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dalam hal ini kebenaran Firman Tuhan yang akan menjelaskannya, sehingga pikiran manusia harus tunduk pada otoritas Alkitab bukan sebaliknya. Kenapa harus tunduk pada teks Alkitab? Supaya tidak terjadinya kesalahpahaman, Alkitab mengatakan 1 adalah kebenaran, tetapi manusia maunya 2 adalah kebenaran, itu menjadi penyimpangan dalam memahami Firman Tuhan. Jika Firman Tuhan mengatakan 1 adalah kebenaran, maka jangan menyimpang dari kebenaran atau mengatikannya dengan 2 oleh pikiran manusia. Mari kita akan menyimak pengajaran Allah menjadi manusia.  
1.      Yesus menjadi manusia bukan karena hubungan biologis manusia

            Yesus adalah Allah yang datang menjadi manusia, bukan berarti melalui hubungan biologis Yesus lahir,  karena dalam “Matius 1:18  Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.” Hal tersebut terjadi dengan pengenapan nubuatan dari Perjanjian Lama Mikha 5:1-2, sebagai berikut:
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
 Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
Kata “permulaan sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala, yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang sudah ada sebelum dunia dijadikan dan Maria mengenapi nubuatan nabi Mikha mengenai perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan.

Pengenapan tersebut juga sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya 7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

Jadi, Kelahiran Tuhan Yesus bukan karena hubungan biologis atau diperanakan tetapi sudah dinubuatkan oleh para nabi mengenai kedatangan Juruselamat manusia.
2.      Tujuan Allah menjadi manusia.
Manusia sudah jatuh di dalam dosa karena melanggar perintah Allah (Kejadian 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."), peringatan tersebut dilangar oleh manusia (Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.) itulah yang membuat manusia jatuh didalam dosa dan manusia harus dihukum karena telah melanggar perintah Allah, yang seharusnya setanlah yang dihukum namun manusia tidak bisa mengenapi panggilan Allah untuk menjadi ciptaan yang taat.

Dalam hal ini ada janji keselamatan untuk manusia digenapi oleh Tuhan Yesus:
a.       Sebab manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman atas dosa, karena upah dosa adalah maut (Roma 6:23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”.)
b.      Sebab manusia tidak bisa membayar dosa dengan harta benda yang fana, tetapi dengan pengorbanan Tuhan Yesus untuk menanggung dosa manusia (Yesaya 53:12, 1 Petrus 1:19). Malaikat utusan Tuhan sebagai pembawa pesan dari Allah Matius 1:21 “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Tujuan tersebutlah Dia telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:7), untuk menyelamatkan umat manusia atau menanggung dosa manusia yang telah penuh dengan kejahatan, hal-hal tercemar seperti pikiran yang najis, pembunuhan, pencurian, fitnahan dan hal-hal yang melanggar perintah Allah.

Dalam hal ini memberikan jawaban dengan singkat: Allah tidak melakukan hubungan biologis (seksual), karena benih tersebut adalah Roh Kudus bukan benih hubungan seksual manusia.  Allah tidak diperanakan itu benar, karena Tuhan Yesus lahir tanpa hubungan seksual manusia (Matius 1:25 “tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. ).

Damai sejahtera Allah menyertai kita semua. Amin.

Tuesday, December 27, 2016

Renungan: Jangan lupa beryukur kepada-Nya. (Lukas 17:11-19).


Roh Kudus tuntunlah setiap kami saat membaca renungan dari Firman Tuhan, Amin

“lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.”(ayat 16)

            Saat kita membaca ayat renungan secara keseluruhan, ada sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus “..Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.”(ayat 14) namun yang mengucap syukur kepada Tuhan Yesus hanya ada satu orang saja. Apakah penyakit kusta adalah penyakit biasa, sehingga tidak perlu mengucap syukur? Tentu tidak, sebab penyakit kusta pada saat itu adalah najis bagi orang Yahudi bahkan mendapatkan penghinaan dan dijauhi masyarakat. Maka penyakit kusta bukan penyakit yang ringan, tetapi penyakit yang berat. Jika, penyakit berat disembuhkan oleh Tuhan Yesus, seharusnya mereka mengingat Tuhan Yesus untuk berterimakasih namun miris hanya satu orang saja yang datang mengucap syukur, Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?.”(ayat 17)

            Dalam hal tersebut, Tuhan Yesus sedang mengajarkan kita untuk berterima kasih dan mengucap syukur, jika setiap tantangan sudah kita lalui bukan karena kehebatan kita melainkan karena Tuhan Yesus beserta kita. Bersyukurlah, bersyukurlah dan bersyukurlah kepada Tuhan Yesus buat pemeliharaan-Nya atas hidup kita.

Renungan: Apakah terlalu banyak doa permohonan kita, sehingga kita lupa mengucap syukur buat penyertaan Dia dalam kehidupan kita? Jalani hari ini dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus.


Renungan: Jangan pernah menutup mata terhadap sekeliling kita. (Matius 25:35-40).


            Roh Kudus tuntunlah setiap kami saat membaca renungan dari Firman Tuhan, Amin

“Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.(ayat 34).

Dalam ayat tersebut orang percaya Kristus akan menerima Kerajaan-Nya, namun menjadi Kristen (pengikut Kristus) bukan hanya sebatas percaya, tetapi melakukan perintah Allah. Seperti dalam Matius 25:35, melakukan pelayanan kepada orang-orang yang tersingkir dari masyarakat dan hina, yaitu:
-          Memberi makan orang lapar,
-          Memberi minum orang haus,
-          Memberi tumpangan bagi orang asing,
-          Memberi pakaian orang yang telanjang,
-          Melawat orang sakit,
-          Dan mengunjungi orang yang dipenjara.
Pelayanan-pelayanan tersebut berharga di mata Tuhan, Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.(ayat 40). Pandangan yang salah jika pelayanan di atas mimbar/altar adalah pelayanan yang paling rohani, sebab pelayanan yang sejati ialah melakukan kehendak Bapa (melakukan perintah Firman Tuhan). Jadi, pelayanan tidak dibatasi hanya diatas mimbar, tetapi melakukan setiap isi Firman Tuhan.

Hal tersebut jangan sampai gagal paham, bahwa keselamatan hasil dari perbuatan melainkan keselamatan memberikan dampak buah yang baik dan bisa dinikmati. Maka setiap orang percaya tidak ada kata “tidak bisa berkarya”, namun setiap orang percaya bisa berkarya untuk menjadi berdampak.

Pengajaran ini memberikan makna yang terpenting bahwa pelayanan bukan untuk kemulian diri kita sendiri, tetapi pelayanan yang kita lakukan adalah untuk kemulian-Nya yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Renungan: Sudah berkaryakah kita? jangan menutup mata jika kita bisa berkarya untuk kemulian nama-Nya.


Sunday, December 25, 2016

Renungan: Kedatangan-Nya mengajarkan kerendahan hati.


            Manusia ingin harga dirinya tinggi dibanding dengan orang-orang sekelilingnya, sehingga merasa derajat dirinya tinggi dan harus dihormati oleh semua orang. Tetapi saat seorang merasa derajat dirinya tinggi yang harus diwaspadai ialah kesombongan atau kecongkakan. Hal itu bisa terjadi kepada siapapun sehingga dampak yang terjadi ialah merendahkan orang lain bahkan menghina derajat orang lain.

            Tuhan Yesus memberikan teladan bahkan Ia rela menjadi manusia untuk melayani orang-orang yang terhilang. Kepemimpinan yang diajarkan-Nya ialah kerendahan hati untuk saling menopang satu dengan yang lainnya, saling menghargai dan menghormati. Injil Matius 23:11-12 “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Hal inilah yang menjadi teladan bagi orang percaya, untuk saling menghargai satu dengan lainnya yaitu memiliki kerendahan hati.

Firman Tuhan dalam  Efeesus 4:2 “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Tetaplah merendahkan diri satu dengan lainnya walaupun dalam praktek kehidupan kerendahan hati bisa saja dimanfaatkan oleh orang-orang yang tinggi hati, kerendahan hati untuk saling menghormati bisa saja dilecehkan oleh orang-orang yang kita hormati, namun tugas kita adalah hidup dalam Firman-Nya.


Respon: Rendah hati kepada sesama, dan saling menghormati walaupun orang yang kita hormati menganggap kita rendah.

Renungan: Pengajaran-Nya adalah pengajaran yang penuh “Damai Sejahtera”.


            Kedatangan Tuhan Yesus dalam dunia mengajarkan banyak hal kepada umat manusia. Hal-hal  yang diajarkan-Nya bertentangan dengan dunia atau bertentangan dengan keegoisan manusia. Tuhan Yesus mengajarkan “Kasihilah musuhmu” bahkan “mendoakan orang yang telah menganiaya kita” (Injil Matius 5:44). Secara keegoisan manusia, orang yang sudah dianiaya mempunyai rasa untuk membalas kejahatan dengan kejahatan, namun Firman Tuhan mengatakan  Roma 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!  Rasul Paulus memberikan pengajaran sesuai dengan pengajaran Kristus untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan membalas kejahatan dengan kebaikan.

            Surat Roma dialamatkan kepada jemaat yang tinggal di Roma, maka jemaat (orang-orang percaya) harus hidup didalam kasih. Surat ini ditunjukan kepada orang-orang percaya untuk memiliki kasih seperti seorang gembala jemaat harus mengasihi jemaat Tuhan, dan sebaliknya jemaat Tuhan harus mengasihi gembala jemaat bukan saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya dan orang-orang percaya harus mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri (Markus 12:33).

Respon: Pengajaran Tuhan Yesus adalah pengajaran “Damai Sejahtera”, maka dari itu Kasihlah yang harus diterapkan oleh jemaat Tuhan. Kasihilah Keluargamu dan sesamamu manusia, Roh Kudus tuntunlah kami semua untuk hidup dalam kasih Allah.

Doa: 
Keluarga kita penuh dengan Damai Sejahtera
Kota kita penuh dengan Damai Sejahtera
Bangsa Indonesia penuh dengan Damai Sejahtera.


Saturday, December 24, 2016

Allah yang menjadi “Manusia” untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.


             Pandangan saat kelahiran-Nya “1.      Banyak yang mengatakan bahwa mana mungkin Allah menjadi manusia.
2.      Tidak masuk akal Allah menjadi manusia.
3.      Dll.

Hal itu sering dipertanyakan oleh orang-orang yang diluar pengikut Kristus, namun Firman Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa Allah yang ajaib, Allah yang maha besar, Allah yang tak terbatas kuasanya dapat melakukan segala hal. Sehingga tidak ada yang mustahil bagi Dia untuk menjadi manusia.Sangatlah wajar jika mereka tidak mengetahui tujuan Allah menjadi manusia, karena itulah Injil ini ditulis untuk menceritakan kebenaran untuk umat manusia. Hal ini pun yang dikatakan Tuhan Yesus Kristus kepada Pilatus “… Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku. (Yohanes 18:37).

Tujuan Allah menjadi manusia:1.      Kelahiran-Nya untuk memberikan kesaksian kebenaran mengenai Kerajaan Allah kepada umat manusia. (Yohanes 18:37)
2.      Allah menjadi manusia, bukan untuk main-main ke Bumi. Ada maksud tertentu mengenai Dia menjadi manusia yaitu …mencari dan menyelamatkan yang hilang. (Lukas 19:10)Percakapan terakhir dengan Zakheus menjadi inti dari Injil bahwa Ia menjadi manusia untuk menyelamatkan yang “hilang” ἀπολωλός. (apololos) “tersesat, atau binasa”.3.      Pengenapan janji Allah mengenai kedatangan Messias untuk menebus dosa manusia (Mikha 5:1-2). Hal ini masuk dalam karya keselamatan Allah bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan diri-Nya sendiri (doktrin Keselamatan).
Natal yang menceritakan kelahiran-Nya sebagai pengenapan nubuatan para nabi, atas rencana Allah dalam keselamatan umat manusia, maka Yohanes 3:16 mengatakan “karena begitu besarnya kasih Allah”. Natal mengingatkan kembali mengenai janji Allah yang selanjutnya akan digenapi ialah “Kedatangan Kristus yang kedua kali” bahwa  yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman. (Yohanes 6:40).

 Respon orang percaya: Natal adalah kedatangan Raja Damai didalam hati umat-Nya, untuk tetap berjuang terus sampai akhir kehidupan maupun sampai kedatangan-Nya kembali. Amin

Sunday, December 11, 2016

Renungan Singkat (Sediakan waktu 5 menit): KESOMBONGAN DALAM BERPUASA (Matius 6:16-18).


         
Gereja-gereja telah menerapkan berpuasa saat mengadakan KKR atau kegiatan rohani besar-besaran bisa jadi saat natal ini. Tentu itu sangatlah baik mempersiapkan semua acara kerohanian untuk mengandalkan Tuhan, tetapi menjadi kesalahpahaman puasa dilakukan karena ada maunya doang bukan sebagai kerendahan hati atau hanya menonjolkan kesombongan kerohanian.
          Dalam Matius 6:16-18 bahwa orang-orang Yahudi mengetahui makna dari “puasa” dalam Perjanjian Lama untuk merendahkan diri, memperoleh bimbingan dan pertolongan kepada Tuhan, dan sebagai kedekatan kepada Sang Pencipta yang telah diteladani oleh tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama. Dalam hal tersebut puasa sangatlah membangun kerohanian orang percaya, tetapi puasa bisa menjadi dosa saat orang percaya salah menggunakannya. Hal ini dapat terlihat dari perkataan Tuhan Yesus pada ayat 16 “janganlah muram mukamu seperti orang munafik” , bahasa Yunani lebih menengaskan “jangan menjadikan diri kalian munafik dengan tekanan μὴ γίνεσθε (me ginesthe).
          Tuhan Yesus sedang menyayangkan seseorang berpuasa karena ingin dipuji dengan memamerkan dirinya seakan terlihat sedang berpuasa. Hal tersebut tentulah bukanlah yang diinginkan oleh Allah, sehingga Dia berkata “supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (ayat 18). Hal tersebut memberikan perenungan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, bahwa puasa bukan untuk kesombongan sehingga dipuji, puasa bukanlah untuk memamerkan diri kita sangatlah rohani. Tetapi Puasa :
1.     Merendahkan diri dihadapan Allah.(Ezra 8:21, Yoel 1:14).
2.     Menyerahkan rencana kita kepada Allah atau meminta bimbingan kepada Allah (2 Taw 20:3-4, Lukas 2:37).


Renungan: Tuhan Yesus tidak melarang orang untuk berpuasa, sebab Tuhan Yesus juga berpuasa (Matius 4:2) berarti puasa sangatlah penting bagi kehidupan orang-orang percaya tetapi janganlah secara munafik kita berpuasa.

Tuesday, November 1, 2016

Jangan berharap DUNIA ini makin membaik, tetapi teguhkanlah dirimu dalam-Nya



            Ini bukanlah doa penulis, tetapi Efesus 5:16 “ …karena hari-hari ini adalah jahat”. Jadi, janganlah berharap bahwa dunia ini semakin baik. Anda akan melihat banyak permasalahan di dunia ini yang makin tidak jelas (kejahatanya semakin bertambah), bahkan mengenai tanda-tanda akhir zaman yang Alkitab katakan adalah kebobrokan dunia.

            Anthony A. Hoekema dalam buku Alkitab dan Akhir Zaman, menjelaskan tanda-tanda khusus mengenai akhir zaman ialah adanya perlawan terhadap Allah, seperti :
-       Masa Sengsara (tribulation).
-       Murtad
-       Antikristus.
Dalam hal ini mungkin banyak tafsiran mengenai tribulation, namun penulis memandang bahwa masa sengsarapun sudah terjadi di dunia ini. Jadi, jangan berharap bahwa dunia yang anda tinggalkan memberikan keadaan yang baik. Keadaan tersebut apakah membuat kita menjadi lemah dan khawatir akan hidup di dunia ini?

Dalam Injil Yohanes 14:1-2 “Janganlah gelisah hatimu: percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”. Apakah kita mengerti kenapa Dia menjanjikan orang percaya kepada-Nya sebuah tempat yang kekal? karena dunia ini makin jahat. Di tengah situasi seperti inilah kita akan mengerti nilai-nilai kebenaran Alkitab tidak pernah berdusta, Orang-orang akan saling menyakiti, menjatuhkan, membunuh tanpa rasa belaskasihan yang memberikan pengenapan bahwa kasih sudah menjadi dingin.

Bagaimana yang harus dilakukan orang percaya disituasi seperti ini? Roma 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
-       Bersukacitalah dalam pengharapan, mengenai janji keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
-       Sabarlah dalam kesesakan.
-        Bertekunlah dalam doa.
Hal ini dibutuhkan untuk memelihara iman kita kepada Kristus, sebab pada saat kedatangan-Nya, apakah masih terdapat iman di bumi (Lukas 18:8).


Renungan : Tekunlah pelihara iman kita, untuk tetap mempunyai pengharapan kepada-Nya, sabarlah dan bertekunlah dalam doa.

Jangan berharap DUNIA ini makin membaik, tetapi teguhkanlah dirimu dalam-Nya



            Ini bukanlah doa penulis, tetapi Efesus 5:16 “ …karena hari-hari ini adalah jahat”. Jadi, janganlah berharap bahwa dunia ini semakin baik. Anda akan melihat banyak permasalahan di dunia ini yang makin tidak jelas (kejahatanya semakin bertambah), bahkan mengenai tanda-tanda akhir zaman yang Alkitab katakan adalah kebobrokan dunia.

            Anthony A. Hoekema dalam buku Alkitab dan Akhir Zaman, menjelaskan tanda-tanda khusus mengenai akhir zaman ialah adanya perlawan terhadap Allah, seperti :
-       Masa Sengsara (tribulation).
-       Murtad
-       Antikristus.
Dalam hal ini mungkin banyak tafsiran mengenai tribulation, namun penulis memandang bahwa masa sengsarapun sudah terjadi di dunia ini. Jadi, jangan berharap bahwa dunia yang anda tinggalkan memberikan keadaan yang baik. Keadaan tersebut apakah membuat kita menjadi lemah dan khawatir akan hidup di dunia ini?

Dalam Injil Yohanes 14:1-2 “Janganlah gelisah hatimu: percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”. Apakah kita mengerti kenapa Dia menjanjikan orang percaya kepada-Nya sebuah tempat yang kekal? karena dunia ini makin jahat. Di tengah situasi seperti inilah kita akan mengerti nilai-nilai kebenaran Alkitab tidak pernah berdusta, Orang-orang akan saling menyakiti, menjatuhkan, membunuh tanpa rasa belaskasihan yang memberikan pengenapan bahwa kasih sudah menjadi dingin.

Bagaimana yang harus dilakukan orang percaya disituasi seperti ini? Roma 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
-       Bersukacitalah dalam pengharapan, mengenai janji keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus.
-       Sabarlah dalam kesesakan.
-        Bertekunlah dalam doa.
Hal ini dibutuhkan untuk memelihara iman kita kepada Kristus, sebab pada saat kedatangan-Nya, apakah masih terdapat iman di bumi (Lukas 18:8).


Renungan : Tekunlah pelihara iman kita, untuk tetap mempunyai pengharapan kepada-Nya, sabarlah dan bertekunlah dalam doa.

Wednesday, October 5, 2016

Renungan: Doa yang mengotot kepada Tuhan, apakah dibenarkan dalam Alkitab?


Permasalahan yang harus direnungkan

            Kebimbangan dan kebingungan bagi orang awam yang mendengarkan Firman Tuhan adalah jika pendeta satu dengan yang lainnya mempunyai pandangan yang berbeda mengenai Firman Tuhan. Itulah yang akan dirasakan orang awam yang ingin mencari kebenaran. Dalam hal ini mengenai doapun memberikan pandangan yang berbeda, ada yang berkata kita harus mengotot kepada Tuhan untuk mendapatkan jawaban Tuhan, ada yang berkata menaruh semuanya kepada Tuhan dan biarlah kehendak Tuhan yang jadi.
            Penulispun pernah mengalami hal tersebut sebagai orang awam yang tidak mengerti pengajaran Firman Tuhan, sehingga sebagai orang Kristen yang awam yang harus dilakukan ialah mencari kebenaran yang Alkitabiah. Namun hal tersebut bisa terjebak terhadap kemalasan orang percaya yang tidak mau mencari kebenaran, sehingga kebenaran tesebut bisa menjadi salah dimengerti dan akan mengubah pola pikir yang salah mengenai kebenaran.
            Dalam hal ini, penulisan blog sudut pandang penulis bukan untuk mengeritik para pengkhotbah tetapi sama-sama memberitakan Firman Tuhan yang tepat dan mendewasakan rohani sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Kehendak-Nya bukan keinginan daging manusia

Banyak orang terjebak dengan perkataan harus “Mengotot kepada Tuhan” untuk mendapatkan jawaban dari Tuhan. Dalam 1 Yohanes 5:14-15  “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.   Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.”
            Apakah Doa dengan mengotot kepada Tuhan adalah kunci mendapat jawaban dari Tuhan? Alkitab menjelaskan “Meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya”. Hal yang dikenan Tuhanlah untuk kebaikan anak-anak-Nya, sehingga apa yang kita doakan jika itu tidak berkenan dihadapan Tuhan tentu tidak diberikan dan sebaliknya jika itu berkenan maka dengan kemurahan-Nya akan diberikan kepada orang percaya. Dalam hal ini orang percaya juga tidak akan meminta sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya atau mengikuti hawa nafsunya (Yakobus 4:3 “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu). Jika, meminta dengan hawa nafsu tentu tidak akan dapat menerima apapun dari hasil doa tersebut. kata tidak menerima apa-apa karena dalam bentuk PIA (Present Indicative Active) dalam bahasa Yunani (Lambanete”) akan berlaku terus menerus dan bisa sampai selama-lamanya tidak menerima apa-apa karena berdoa dengan mengikuti hawa nafsu.
            Dalam hal ini jawaban yang tidak terkabul bukan berarti tidak dijawab oleh Tuhan, bisa saja itulah jawaban dari Tuhan, namun kita akan tetap percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik buat anak-anak-Nya. Mentalitas seperti inilah yang harus dipegang orang percaya, karena apapun jawaban-Nya adalah yang terbaik dan kita sebagai anak-Nya tidak akan kecewa mempunyai Allah yang hidup dan ajaib.

Kesalah-pahaman mengenai Lukas 18:1 “Berdoa dengan tidak jemu-jemu”

            Berdoa dengan tidak jemu-jemu tidak bisa disamakan dengan berdoa secara mengotot. Penulis akan menjelaskan latarbelakang teks yang dapat dilihat dari konteks dekat bahwa Lukas 18:1 berada ditengah-tengah pembahasan parousia (Kedatangan Tuhan Yesus Kembali). Lukas 17:20-37 mengenai parousia hingga masuk dalam perumpamaan Lukas 18:1 dan diakhir dari perumpamaan Lukas 18:8 menegaskan kembali mengenai parousia. Maka mengenai “Berdoa dengan tidak jemu-jemu” berada dalam konteks parousia.
             Perumpamaan tersebut ada seorang janda yang meminta perlindungan “Belalah hakku terhadap lawanku”. Seorang Janda dimata orang Yahudi harus dilindungi dari penjahat, sebab pada saat itu seorang janda dianggap sebagai golongan lemah, dianggap rendah dalam masyarakat. Namun didalam perumpamaan ini seorang janda yang datang menghadap hakim yang tidak takut akan Tuhan namun perkaranya dibela karena “selalu datang kepada hakim”. Apalagi orang percaya yang datang kepada Tuhan yang mengasihi anak-anak-Nya maka akan mendapatkan pemeliharaan masa-masa parousia.
            Dalam hal tersebut kita akan melihat makna dari “Berdoa dengan tidak jemu-jemu”. Berdasarkan dari perumpamaan dan konteks dekat mengenai parousia (kedatangan Tuhan Yesus kembali) bahwa untuk menanti kedatangan-Nya, Tuhan Yesus memberikan pengajaran dengan “Berdoa dengan tidak jemu-jemu” seperti seorang janda meminta hak kepada seorang hakim karena seorang janda yang dianggap lemah saat itu. Apalagi kita yang memiliki Allah yang hidup dan pengasih, mari datang kepada-Nya dengan tidak jemuh-jemuh untuk pemeliharaan-Nya termasuk pemeliharaan iman, sehingga saat kedatangan-Nya iman kita tetap setia kepada Tuhan Yesus Kristus, karena diakhir perumpamaan ini adalah pertanyaan mengenai kesetiaan iman “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?  Menjaga iman dengan “berdoa dengan tidak jemu-jemu” (menjalin hubungan dengan-Nya)   

            Jadi, kesalah-pahaman “Doa tidak jemu-jemu” berbeda dengan “doa yang harus ngotot minta sesuatu sama Tuhan”. Konteksnyapun juga berbeda sebab doa jemu-jemu untuk memelihara kehidupan kita termasuk iman (kepercayaan total kepada Allah) kita, sehingga saat kedatangan-Nya iman kita tetap setia (Lukas 18:8).


            Kesimpulan, Doa dengan mengotot kepada Allah bukanlah perkataan Alkitab itu adalah perkataan manusia yang tidak berdasarkan Alkitab, sebab Alkitab mengatakan Dia akan mengabulkan doa kita yang berkenan kepada-Nya. Orang percaya memang harus berdoa terus menerus untuk memelihara iman, sehingga kedatangan-Nya bahwa didapati-Nya iman yang masih tetap setia.

Saturday, August 6, 2016

Jemaat yang hanya Yes dan Amin, cenderungan tersesat oleh pengajaran sesat diatas mimbar.


A.     Pendahuluan
Penulisan ini tidak untuk menyingung siapapun baik itu pengkhotbah maupun jemaat, tetapi memberikan kejujuran yang harus diketahui oleh para jemaat dalam pengajaran Alkitab yang benar-benar Alkitabiah. Hal inipun yang saya alami pada masa lampau, yang tersesat oleh khotbah-khotbah yang sangat jauh dari kebenaran namun saya merespon dengan Yes dan Amin bahkan jemaat-jemaat juga merespon seperti itu, seperti para pengkhotbah dengan ajaran Hyper Grace, pengajaran yang mengarah kepada Gerakan Profetik yang tidak alkitabiah seperti mereka yang lagi dalam permasalahan ekonomi dengan mengangkat dompet dan berkata “Tarik semua berkat Tuhan yang masih tertahan dalam Roh ke dalam dompet” pada saat itu yah saya merespon Yes dan Amin (hahahaha karena uang jajan sekolah habis),tetapi hal ini realita yang saya saksikan pada masa lampau, mungkin gerakan ini masih beredar dimana-mana.
Puji Syukur bahwa saya telah disadarkan dengan pengajaran Firman Tuhan bukan pengajaran yang isapan jempol, betapa sedihnya jemaat yang tulus ingin mencari kebenaran tetapi tersesat dengan pengajaran-pengajaran palsu. Dalam hal inilah yang menjadi tugas para Gembala untuk meneliti kembali para pengkhotbah yang akan berkhotbah kepada jemaat Tuhan. Sebab pengajaran Gembala yang Alkitabiah bisa terkikis oleh para pengkhotbah yang tidak Alkitabiah,

2 Petrus 2:1
“Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”

2 Petrus 2:2
“  Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

2Petrus 2:3 
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

B.   Bahayanya Nabi Palsu dan Guru Palsu ( 2 Petrus 2:1-3).
1.    Pengajaran yang membinasakan (ayat 1).
Nabi-nabi palsu sudah terjadi pada masa PL (Perjanjian Lama), untuk memberikan penyimpangan kepada umat Allah (Kejadian 13:1-3) dan bahkan memakai nama Allah seakan-akan benar pesan dari Allah, namun sebenarnya tidak diperintahkan oleh Allah (Ulangan 18:20). Surat 2 Petrus sedang memberikan realita dalam Perjanjian Lama bahwa banyak nabi-nabi palsu yang telah mempengaruhi umat Allah sehingga mereka meleset dari perintah Allah maka yang terjadi adalah kejahatan di mata Allah.
Hal ini juga terjadi dalam Perjanjian Baru, sehingga tulisan ini memberikan peringatan kepada orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu yang telah memberikan “pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan”,  yang dimaksud saat itu ialah Gnostik.
Pengajaran sesat itu tidak bisa dianggap sepele, karena “memiliki pekerjaan membinasakan/menghancurkan” ἀπωλείας (apoleias) bagi mereka yang sudah terperangkap terhadap pengajaran sesat, maka nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu mempunyai potensi untuk membawa orang ke dalam Neraka, melalui pengajarannya.

            Aplikasi :
            Orang-orang percaya yang haus akan kebenaran, terkadang kurang sadar dalam hal tersebut. Yes dan Amin saja, padahal sedang diiring kepada kebinasaan, maka para umat Allah seharusnya tidak mengabaikan pengajaran Alkitab dan para Gembala tidak asal memberi mimbar kepada ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah sehingga membawa kepada kesesatan terhadap jemaat Allah.

2.    Tidak memberikan teladan rohani, namun hidup dalam “Hawa Nafsu” (ayat 2).
Hal ini bisa menunjuk kepada Hamba Tuhan dan divisi pemuridan, untuk tidak sekadar berbicara didepan mimbar, tetapi kehidupan Rohani yang dicerminkan melalui moral yang baik. Guru-guru palsu yang dikuasai hawa nafsu (dlm bahasa Yunani ἀσελγείαις “aselgeiais” ) yang memberikan makna moral yang rusak / kehidupan diluar moral yang baik. Sehingga menjadi Pengajar Rohani, Gembala atau Pendeta bukan hanya jas yang dipakai sehingga dihormati, tetapi harga jual yang tinggi kehidupan spiritual yang memberikan teladan moral yang baik.

Dalam hal ini saya merenungkan dan menghayati, perkataan yang salah saat Hamba Tuhan jatuh didalam dosa dengan alasan “itu adalah hal yang biasa karena Gembala, Pendeta dan Pengajar Rohani adalah manusia”.Hal ini yang akan merusak pola pikir para pelayan Tuhan, menganggap dirinya sama dengan manusia yang mempunyai Habit dosa, seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Kesadaran tersebut akan memberikan ketakut akan Tuhan yang besar bahwa pengajar rohani, gembala dan pendeta bukanlah hal yang sembarangan statusnya, tetapi benar-benar mediatornya Allah kepada umat Allah sehingga harus benar-benar menjaga kehidupan kekudusan diri, tentu itu semua dengan pertolongan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.  

3.    Mencari  untung dari cerita isapan jempol.(ayat 3).
Hal inilah jemaat yang sering tersesat dengan cerita-cerita isapan jempol yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. percaya tidak. Percaya tidak percaya “Pengajaran palsu terkadang hampir mirip dengan kebenaran, tetapi tetaplah Palsu”, menceritakan seakan-akan benar namun sebenarnya bertolak belakang dengan kebenaran Firman Tuhan.  Perhatikan perkatan Firman Tuhan ini
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka.”

Secara jujur ini bukanlah sebuah kritikan, tetapi kembali kepada Firman Tuhan. Kita dapat melihat pengalaman dari pengajaran surat 1 Korintus 15:17, kenapa berbicara mengenai kebangkitan Kristus? karena jemaat Korintus bisa saja terpengaruh oleh pengajaran sesat yaitu filsafat Yunani (Gnotisisme) yang menyatakan bahwa tubuh fisik adalah kejahatan, sehingga kebangkitan adalah hal yang salah karena fisik adalah jahat. Hal inilah Paulus tekankan kembali bahwa pengajaran sesat seakan-akan benar, namun sebenarnya adalah kesesatan, maka Paulus memberitakan kembali mengenai kebangkitan Kristus adalah hal yang fakta.
Sama dengan hal ini, bahwa banyak guru-guru palsu memberikan cerita-cerita isapan jempol mereka, seakan-akan benar atau hal yang spektakuler cerita-ceritanya demi menjual khotbahnya namun sebenarnya tidak sama dengan pengajaran Firman Tuhan.


Contohnya hal yang real :  Saya percaya tentang kuasa doa, tetapi bagaimana dengan bendera atau disebut panji yang dikibarkan di gereja-gereja sebagai tanda gerakan kuasa Roh Kudus ?  jadi, saat mengunakan bendara/panji yang dikibarkan maka Roh Kudus akan bekerja secara luar biasa, tentu hal itu terlihat benar namun apakah seperti itu gerakan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya ? jawabannya, Gerakan Roh Kudus bukan permainan emosi tetapi Gerakan Roh Kudus memberikan dampak dalam kehidupan sehari-hari è  Roma 12:1-2.“

Tuesday, July 19, 2016

Menjawab Mereka Yang “MENOLAK BAHASA ROH”


A. Pendahuluan
Teologi yang berdasarkan kasih akan memberikan jawaban atau pertanggung jawaban dengan cara yang lemah lembut dan hormat (1 Petrus 3:15). Jika seorang  atau pihak yang mengatakan bahwa “orang yang masih  percaya bahasa Roh  ada, ialah orang yang telah tersesat dalam pengajaran gereja”, saya tetap menghargai pendapat mereka walaupun diri sayapun dinyatakan sesat oleh mereka karena seorang aliran Pantekosta atau yang mereka kenal sebagai aliran Kharismatik. Namun yang membuat saya bingung ialah saat seorang mengatakan “orang yang berbahasa roh adalah pengajaran sesat dan ujungnya neraka”. Sudah terlalu dini menganggap orang masuk neraka, Puji Tuhan saya sudah diselamatkan karena Tuhan Yesus Kristus adalah jalan keselamatan untuk masuk Surga.

Mereka yang menolak bahasa Roh, dengan dasar 1 Korintus 3:10 “Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap”. Mereka memberikan pendapat bahwa kata “sempurna tiba” yang dalam bahasa Yunani “To teleion” mempunyai kata benda yang bentuknya “Netral”maka yang dimaksud bukanlah manusia, sebab jika “sempurna tiba” menunjuk kepada manusia tentu mempunyai gender masculine atau feminime. Jadi,  Netral menunjuk kepada kata benda dan barang sehingga yang sempurna itu menyangkut pada pengwahyuan dari Allah yaitu Alkitab.

Dengan Penjelasan tersebut, mereka menganggap bahwa “Bahasa Roh” sudah tidak ada karena sudah ada Alkitab, dan sekarang mereka yang berbahasa Roh bukan berasal dari Tuhan namun dari setan jelas akan masuk neraka. Penjelasan tersebut dijelaskan dengan teologis, sehingga orang awam yang tidak mengerti bisa terpengaruh tentunya, tanpa melihat pandangan-pandangan teologis yang lainnya. Maka penulisan artikel ini, bertujuan untuk menjawab kepada mereka yang “menolak bahasa roh”. Dalam penulisan ini, penulis berdoa dan meminta tuntunan Roh Kudus sehingga dengan cara jujur untuk menjelaskan 1 Korintus 13:10 atau tanpa terikat oleh Dogma Gereja, biarlah teks Alkitablah yang menjadi sumber jawaban.




B. Menjawab Mereka yang Menolak Bahasa Roh.
Apakah yang dimaksud dalam teks 1 Korintus 13:10, mengenai “Yang Sempurna Tiba” ? tentu hal ini harus mengetahui konteksnya yang  harus dibaca pada ayat sebelumnya yaitu ayat 8,9 dan 10.
8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
 9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
 10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
 
Pada ayat 8-10, kita akan melihat konteksnya bahwa dari situasi jemaat pada saat itu, mereka telah mengagung-agungkan karunia, sehingga terlihat Paulus membandingkan mengenai kasih dan ketiga karunia yaitu nubuat, bahasa roh, dan pengetahuan. Paulus memberikan sebuah perbandingan kepada jemaat Korintus mengenai sesuatu yang kekal dan yang tidak kekal, sehingga jemaat yang mengagung-agungkan karunia yang mempunyai pandangan Gnostik dan terpengaruh oleh kebudayaan helenistik bisa memahami teguran Paulus melalui perbandingan tersebut. Ini juga teguran yang keras dari Paulus kepada jemaat Korintus mereka yang membanggakan karunia namun tidak mempunyai kasih, janganlah mereka meninggikan hati, sebab semua karunia tersebut akan hilang namun kasih tidak berkesudahan sampai masa kekekalan.

Tentu penulis juga akan menjawab mengenai makna “Sempurna tiba” (to teleion). Mereka dengan alasan gender Neuter mengarah kepada benda, sehingga “sempurna tiba” menunjuk kepada Alkitab, tentu meleset dari kebenaran karena pengertian gender dalam bahasa Yunani berbeda dengan bahasa Indonesia yang selalu mengarah jenis kelamin, sebab gender dalam bahasa Yunani tidak selalu mengacu kepada laki-laki dan perempuan. Bahkan bendapun mempunyai gender feminine, seperti kata “pedang” dalam (efesus 6:17), dan kata anakpun παιδίον (Paidon) mempunyai gender “neuter”, dan Kata κοράσιον (Korasion)  "gadis" yang seharusnya dalam bahasa Indonesia mempunyai gender feminim namun dalam bahasa Yunani mempunyai gender netral, meskipun selalu mengacu pada perempuan terdapat pada kitab Matius 9:24.  Maka makna yang tepat mengenai “Sempurna Tiba” Sebagai berikut :
1. Mengenai yang tidak sempurna akan lenyap  mengarah kepada karunia yang telah disebut dalam ayat 8, sedangkan mengenai yang sempurna tiba mengarah kepada kedatangan Kristus kembali ke dunia. Hal itu sesuai dengan makna kata ἔλθῃ (elte), yang merupakan “kata kerja subjunctive aorist active orang ketiga tunggal” yang artinya “datang”. Subjuntive  menunjukkan kemungkinan besar terjadi, aorist dalam subjuntive menunjukkan kegiatan yang hanya dilakukan sekali saja dan active menunjukkan subjek pada yang melakukan kegiatan, yakni orang ketinggal tunggal.  Yang menekankan “kedatangan yang diharapkan terjadi hanya satu kali saja”. Jadi “bila yang sempurna tiba” yaitu kedatangan Kristus, maka kedatangan-Nya menghapuskan karunia-karunia yang pada waktu itu di banggakan oleh jemaat sehingga menjadikan terjadinya perpecahan dan menegur jemaat Korintus untuk mempunyai kasih, dibandingkan membangga-banggakan karunia, karena kasih akan tinggal tetap.

2. Perkataan “bila yang sempurna tiba” menunjuk pada kedatangan Kristus, di mana pengetahuan mengenai Allah akan sempurna. Mengenai perkataan Paulus tentang mengenal dengan tidak sempurna, dapat dijelaskan demikian bahwa kata “mengenal” dalam bahasa Yunani “γινώσκω (ginosko)” merupakan  “kata kerja indicative present active orang pertama tunggal” yang menunjukkan “pengenalan pada waktu saat itu”, sedangkan kata “tidak sempurna” “μέρους ( merous) merupakan “kata benda genitive neuter singular”, Pengenalan Paulus pada masa hidupnya mengenai Allah belumlah lengkap, dan akan lengkap pada saat kedatangan Kristus.

3. Perkataan Paulus mengenai “bila yang sempurna tiba” yang menunjuk pada “kedatangan Kristus kembali” menegur jemaat Korintus bukan hanya mereka yang membanggakan karunia, tetapi juga kepada mereka yang tidak percaya pada hari kebangkitan (1 Korintus 15 :52).  Jemaat Korintus menyebut diri sebagai jemaat yang percaya kepada Kristus, namun hidup mereka tidak layak disebut jemaat Korintus yang percaya kepada Kristus. Berkaitan dengan kedatangan Kristus, kembali Paulus menegur jemaat Korintus mengenai kebangkitan antara orang mati, dan meminta mereka percaya dalam kebangkitan sama seperti Kristus telah bangkit.

Jadi, Kasih tidak berkesudahan sedangkan karunia akan berakhir, dan pengetahuan akan lengkap mengenai Allah pada saat kedatangan Kristus kembali, sehingga kasih harus diterapkan dan jemaat Korintus harus mempercayai mengenai hari Kebangkitan seperti Kristus telah bangkit.

C. Kesimpulan
Sangatlah terlalu dini mengatakan bahwa orang yang percaya bahasa roh itu sesat, apalagi sangatlah tidak bijaksana jika menghakimi kami yang percaya bahasa roh adalah pengikut setan, karena berdasarkan Alkitab yang menjadi sumber kepercayaan kami bahwa bahasa Roh masih ada untuk orang-orang percaya.
Menjadi dasar kepercayaan penulis berdasarkan Alkitab yang memberikan jawaban, bahwa Bahasa Roh dan karunia lain akan lenyap, yaitu saat Tuhan Yesus datang kembali. Namun hanya satu saja yang akan tinggal tetap dan tidak akan berkesudahan ialah KASIH. Hal ini memberikan pesan kepada orang-orang percaya bahwa karunia yang diberikan oleh Allah untuk melayani jemaat akan hampa, jika tanpa Kasih dalam dirinya. Sebab tanpa Kasih, orang akan tinggi hati atau sombong itulah yang dibenci oleh Allah.

Tuhan Yesus Berkati
Damai Sejahtera Melingkupi kita semua, AMIN



Daftar Pustaka

Kristanto. Billy  Refleksi atas Surat 1 Korintus :Ajarlah  Kami Bertumbuh. Surabaya :Momentum, 2008
K Barret, C. The First Epistle to The Corinthians. London : A & C Black Publishers, 1968.
http://www.ntgreek.org/learn_nt_greek/nouns1.html
http://greek-language.com/grammar/04.html