?
Damai sejahtera Allah menyertai kita semua.
Pandangan yang sangat-sangat salah jika Allah melakukan
hubungan biologis, maka statement “Tuhan beranak bidannya siapa adalah
sangatlah salah sebab pandangan ini tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dalam hal
ini kebenaran Firman Tuhan yang akan menjelaskannya, sehingga pikiran manusia
harus tunduk pada otoritas Alkitab bukan sebaliknya. Kenapa harus tunduk pada
teks Alkitab? Supaya tidak terjadinya kesalahpahaman, Alkitab mengatakan 1
adalah kebenaran, tetapi manusia maunya 2 adalah kebenaran, itu menjadi penyimpangan
dalam memahami Firman Tuhan. Jika Firman Tuhan mengatakan 1 adalah kebenaran,
maka jangan menyimpang dari kebenaran atau mengatikannya dengan 2 oleh pikiran
manusia. Mari kita akan menyimak pengajaran Allah menjadi manusia.
1.
Yesus menjadi manusia bukan karena
hubungan biologis manusia
Yesus adalah Allah
yang datang menjadi manusia, bukan berarti melalui hubungan biologis Yesus
lahir, karena dalam “Matius 1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti
berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia
mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.” Hal
tersebut terjadi dengan pengenapan nubuatan dari Perjanjian Lama Mikha 5:1-2,
sebagai berikut:
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata,
hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku
seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya
sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Sebab
itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah
melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada
orang Israel.
Kata
“permulaan sudah sejak purbakala, sejak
dahulu kala, yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah yang sudah ada sebelum
dunia dijadikan dan Maria mengenapi nubuatan nabi Mikha mengenai perempuan yang akan melahirkan telah
melahirkan.
Pengenapan
tersebut juga sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya 7:14 Sebab itu
Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Jadi,
Kelahiran Tuhan Yesus bukan karena hubungan biologis atau diperanakan tetapi
sudah dinubuatkan oleh para nabi mengenai kedatangan Juruselamat manusia.
2.
Tujuan Allah menjadi manusia.
Manusia sudah jatuh di
dalam dosa karena melanggar perintah Allah (Kejadian 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya, sebab pada
hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."), peringatan
tersebut dilangar oleh manusia (Kejadian 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan
dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan
dia, dan suaminyapun memakannya.) itulah yang membuat manusia jatuh didalam
dosa dan manusia harus dihukum karena telah melanggar perintah Allah, yang
seharusnya setanlah yang dihukum namun manusia tidak bisa mengenapi panggilan
Allah untuk menjadi ciptaan yang taat.
Dalam hal ini ada janji
keselamatan untuk manusia digenapi oleh Tuhan Yesus:
a. Sebab
manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman atas dosa, karena
upah dosa adalah maut (Roma 6:23 “Sebab
upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita.”.)
b. Sebab
manusia tidak bisa membayar dosa dengan harta benda yang fana, tetapi dengan
pengorbanan Tuhan Yesus untuk menanggung dosa manusia (Yesaya 53:12, 1 Petrus
1:19). Malaikat utusan Tuhan sebagai pembawa pesan dari Allah Matius 1:21 “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan
engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya
dari dosa mereka."
Tujuan tersebutlah Dia telah
mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia (Filipi 2:7), untuk menyelamatkan umat manusia atau
menanggung dosa manusia yang telah penuh dengan kejahatan, hal-hal tercemar
seperti pikiran yang najis, pembunuhan, pencurian, fitnahan dan hal-hal yang
melanggar perintah Allah.
Dalam
hal ini memberikan jawaban dengan singkat: Allah tidak melakukan hubungan biologis
(seksual), karena benih tersebut adalah Roh Kudus bukan benih hubungan seksual
manusia. Allah tidak diperanakan itu
benar, karena Tuhan Yesus lahir tanpa hubungan seksual manusia (Matius 1:25 “tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia
melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. ).
Damai
sejahtera Allah menyertai kita semua. Amin.
Shalom. Status Anak Elohim bagi Yeshua adalah status yang sangat istimewa, karena dengan demikian Dia adalah ahli waris segala sesuatu yang dimiliki oleh BapaNya yang ada di surga. Tetapi dikarenakan begitu besarnya kasih Bapa kepada dunia ini, maka dikaruniakanNyalah Yeshua, Anak tunggalNya supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal. InkarnasiNya menjadi manusia karena Roh Kudus/Ruach haKodesh turun dan menaungi Maria/Miryam, seorang wanita muda Yahudi yang terpilih oleh kasih karunia Elohim. Dia juga mengalami masa mengandung selama sembilan bulan sama seperti kita, hanya Dia tidak berbuat. Maka karena inkarnasiNya sebagai manusia itulah maka Dia disebut Ben Adam atau Anak Manusia. Tetapi jangan samakan keadaanNya sebelum dan sesudah inkarnasi itu, sebab lebih kekal statusNya sebagai Anak Elohim dibanding sebagai Anak Manusia. HaleluYah bagi Bapa Anak dan Ruach haKodesh.
ReplyDelete