Seorang pernah berkata kepada temannya mengenai kejadian penceraian
yang dialami adalah takdir dari Tuhan. Takdir
adalah hal yang tidak bisa diubah oleh manusia, jadi kejadian yang dialami
semuanya sudah ditakdirkan (ditetapkan)
dari Tuhan. Hal tersebut akan menghilangkan tanggung jawab manusia dari setiap
kejadian yang dialami. Saat manusia berada di neraka mungkin akan berkata sudah
ditakdirkan oleh Allah, padahal Allah tidak ingin manusia binasa dalam api yang
kekal.
Takdir (sudah ditetapkan Allah) menghilangkan tanggung
jawab manusia, padahal dalam realita kehidupan “apa yang mereka perbuat itulah akibatnya”, istilah teologis “tabur
tuai”. Jika, manusia sudah ditakdirkan untuk masuk surga atau neraka tentu
tidak perlu lagi penginjilan dan sebaliknya. Pengajaran seperti itu akan
menghilangkan tujuan Allah mengutus anak-Nya yang tunggal mengenai “Kasih”. Dalam
Yosua 24:22 Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kamulah saksi
terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah
kepada-Nya." Jawab mereka: "Kamilah saksi!". Hal ini
memberikan penjelasan bahwa manusia mempunyai tanggung jawab, jika Yosua lebih
memilih beribadah kepada TUHAN maka keselamatan yang diterima bukanlah takdir,
tetapi kehendak bebas Yosua untuk memilih beribadah kepada TUHAN.
Dalam Galatia 6:7-9, Jangan
sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur
orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya,
ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,
tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh
itu. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang
waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Manusia
mempunyai kehendak bebas yang harus dipertanggungjawabkan hidupnya kepada Allah
Sang Pencipta, maka orang percaya yang masuk dalam kerajaan-Nya (Surga) itu
adalah hasil keputusannya dari kehendak bebas untuk memilih Allah dan Roh Kudus
membimbing dalam kedewasaan rohani.
Renungan: Masuk Surga
bukanlah takdir, tetapi manusia memiliki tanggung jawab menerima anugrah keselamatan
Allah. Jadi, gunakanlah kehendak bebas anda untuk memuliakan Allah.
No comments:
Post a Comment